Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi BBM RI Rp502 Triliun, Jokowi: Negara Lain Tak Kuat, Kita Masih Kuat

Presiden Jokowi menyebut subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia saat ini sudah terlalu besar yaitu mencapai Rp502 triliun.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat memimpin rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat memimpin rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diberikan hingga saat ini sudah terlalu besar yaitu menembus Rp502 triliun.

Dia mengatakan subsidi BBM membengkak dari Rp170 triliun menjadi Rp502 triliun. Menurutnya, tidak ada negara mana pun yang sanggup menanggung beban subsidi BBM sebesar itu.

"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170-an [triliun] sekarang sudah Rp502 triliun. Negara mana pun enggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi sekali lagi, alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini. Ini yang patut kita syukuri bersama-sama," kata Jokowi dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka seperti dikutip Youtube Setpres, Senin (1/8/2022).

Lebih lanjut, Jokowi membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lainnya. Dia menyebut harga bensin di negara lain saat ini ada yang sudah menembus angka Rp31.000-32.000. Namun, di Indonesia harga Pertalite masih ditahan di Rp7.650 berkat subsidi dari pemerintah.

Jokowi pun meminta seluruh jajarannya untuk mengantisipasi ancaman krisis energi. Dia mengatakan saat ini semua negara mengalami kenaikan harga minyak dan gas.

"Di semua negara gas sampai harganya lima kali lipat, bensin naik dua kali lipat. Inilah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh hampir semua negara, tidak negara kecil, tidak negara besar,  tidak negara kaya, tidak negara miskin, semuanya mengalami hal yang sama," ujarnya.

Akibat melonjaknya harga minyak dan gas, Jokowi mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis keuangan. Bahkan, beberapa negara yang tidak kuat, ambruk karena sudah tidak memiliki uang kes, baik untuk membeli energi seperti bensin dan gas atau membeli pangan.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah menjaga harga BBM jenis Pertalite tetap Rp7.650 meski harga minyak mentah dunia terus naik.

Dia menjabarkan bahwa sebelum pandemi Covid-19 harga minyak mentah dunia hanya US$60 per barel, sedangkan saat ini sudah meningkat pesat hingga US$110 - US$120 per barel.

"Sudah dua kali lipat hati-hati. Negara kita ini masih kita tahan untuk tidak menaikkan harga BBM yang namanya Pertalite," kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun 2022, Kamis (7/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper