Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Korsel Kebal Tekanan Ekonomi Global, Tapi Impor Naik Tajam

Ekspor Korsel naik 9,4 persen pada Juli 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pesawat Korean Air Lines Co. parkir di Bandara Internasional Gimpo di Seoul, Korea Selatan, Senin (16/11/2020)./Bloomberg-SeongJoon Cho
Pesawat Korean Air Lines Co. parkir di Bandara Internasional Gimpo di Seoul, Korea Selatan, Senin (16/11/2020)./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekspor Korea Selatan (Korsel) pada Juli 2022 menunjukkan pertahanan terhadap ekonomi global yang berada di bawah tekanan. Meskipun begitu, Korsel mencatat defisit perdagangan karena impor melonjak tajam.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (1/8/2022), ekspor Korsel naik 9,4 persen dari tahun sebelumnya — hampir memenuhi perkiraan kenaikan 10 persen. Sementara, pengiriman harian rata-rata meningkat 14,1 persen.

Impor keseluruhan Korsel melonjak 21,8 persen pada Juli sehingga menghasilkan defisit perdagangan terbesar kedua di catatan sejak tahun 2000, dan penurunan bulanan terpanjang sejak krisis keuangan global 2008.

Data menunjukkan pengiriman semikonduktor yang merupakan sumber pendapatan tunggal terbesar Korsel, melaju pelan hanya 2,1 persen, sedangkan ekspor ke China turun 2,5 persen. Sebaliknya, penjualan ke Amerika Serikat (AS) bertambah 14,6 persen hingga menembus $10 miliar untuk pertama kalinya.

Ini mungkin menandakan reorientasi dalam rantai pasokan internasional karena China mempertahankan kebijakan Covid Zero yang ketat dan AS mencoba menarik sekutunya lebih dekat untuk memastikan keamanan komponen dan produksi.

Cho Chuel, analis di Institut Korea untuk Ekonomi & Perdagangan Industri mengatakan lockdown akibat Covid-19 telah mengikis peran China sebagai pusat manufaktur tahun ini, sedangkan investasi di AS menarik ekspor.

“Banyak dari apa yang telah pergi ke AS melalui China sekarang langsung menuju ke AS,” ungkapnya, dilansir Bloomberg, Senin (1/8).

Data perdagangan Korsel merupakan indikator awal aktivitas ekonomi global karena produsennya diposisikan secara luas di seluruh rantai pasokan. Kekhawatiran tentang prospek global semakin membebani eksportir Korea termasuk Samsung Electronics Co., produsen chip memori terbesar di dunia.

Lockdown akibat Covid-19 di China telah meningkatkan gangguan pada pasokan global, sedangkan perang Rusia terhadap Ukraina telah memperkuat harga energi yang sudah tinggi yang diandalkan eksportir Korea untuk memproduksi barang.

Kinerja perdagangan yang stabil telah memberikan kepercayaan kepada Bank of Korea untuk terus mengetatkan kebijakan moneter dalam mendinginkan tekanan inflasi dan menopang won. Bank sentral akan mengadakan pertemuan kebijakan akhir bulan ini setelah menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase di bulan Juli.

Adapun, indeks manajer pembelian manufaktur Korea Selatan Juli turun menjadi 49,8 pada Juli — angka terlemah sejak September 2020, berdasarkan S&P Global. Hasil di atas 50 menandakan ekspansi, sedangkan apa pun yang kurang dari 50 berarti kontraksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper