Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Rencana Restrukturisasi Evergrande Bikin Kecewa Investor, Saham Properti China Anjlok

Indeks saham pengembang properti Bloomberg Intelligence turun sebanyak 2,3 persen ke level terendah sejak 16 Maret
Aprianto Cahyo Nugroho
Aprianto Cahyo Nugroho - Bisnis.com 01 Agustus 2022  |  12:53 WIB
Rencana Restrukturisasi Evergrande Bikin Kecewa Investor, Saham Properti China Anjlok
Pemandangan Shanghai, China dari atas. - Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten properti China melemah pada perdagangan Senin (1/8/2022) karena investor kecewa terhadap pemaparan rencana restrukturisasi pengembang properti paling berhutang di dunia, China Evergrande group.

Dilansir Bloomberg, indeks saham pengembang properti Bloomberg Intelligence turun sebanyak 2,3 persen ke level terendah sejak 16 Maret. Sementara itu, saham Guangzhou R&F Properties Co. dan Country Garden Holdings Co. memimpin penurunan dengan masing-masing anjlok lebih dari 6 persen.

Prospek industri menjadi lebih suram setelah data menunjukkan penjualan rumah di negara itu memperpanjang penurunan di tengah meluasnya aksi boikot pembayaran KPR. Sementara itu, China Evergrande Group gagal mengungkap kerangka restrukturisasi yang telah lama dijanjikan tepat waktu.

Kepercayaan investor juga melemah di tengah berita tentang rencana pemerintah untuk menyita lahan menganggur pengembang yang tertekan untuk membantu menyelesaikan proyek yang terhenti. Langkah tersebut diperkirakan dapat membebani akses kreditur ke beberapa aset pembangun yang paling berharga.

Founding partner Beijing Shenghao Fund Management Co. Li Kai mengatakan perkembangan terakhir mengenai Evergrande menunjukkan bahwa hampir tidak mungkin bagi pengembang untuk untuk melakukan aksi cepat.

“Lebih banyak restrukturisasi sudah di depan mata. Kenyataannya adalah pengembang harus menerima diskon besar dalam pelepasan aset, yang menyiratkan rasio pemulihan yang lebih rendah untuk kreditur,” ungkap Kai seperti dikutip Bloomberg, Senin (1/8/2022).

Sebelumnya, Evergrande memaparkan prinsip restrukturisasi awal untuk utang luar negerinya dalam keterbukaan kepada otoritas China pada Jumat malam.

Total utang Evergrande berencana direstrukturisasi mencapai sekitar US$300 miliar. Adapun US$20 miliar di antaranya merupakan obligasi berdenominadi dolar AS.

Pemaparan ini berbeda dari janji Evergrande awal sebelunya yang akan mengumumkan rencana restrukturisasi. Hal ini juga mengecewakan investor yang telah menunggu dengan harapan proposal tersebut akan memberikan kejelasan tentang perpanjangan utang dan penjualan aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

china ekonomi china bursa china
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top