Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor rumput laut pada semester I/2022 sebesar US$275 juta atau tumbuh 90,13 persen secara tahunan dengan volume 112.910 ton.
Komoditas ini pun menjadi satu dari lima komoditas ekspor utama yang menyumbang 8,99 persen dari total nilai ekspor.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan peningkatan ekspor komoditas rumput laut didukung dengan banyaknya produk turunan yang dihasilkan sehingga menarik minat banyak negara untuk mengolah rumput laut.
Dia menambahkan wajar bila permintaan rumput laut terus naik karena berbagai industri seperti makanan dan kosmetik membutuhkan bahan baku dari komoditas ekspor utama tersebut.
“Produk rumput laut itu ternyata kaya akan variasi produk turunan seperti halnya kelapa sawit, bukan hanya menjadi makanan, tetapi juga bahan baku kosmetik dan farmasi. Banyak negara yang tertarik mengembangkan rumput laut untuk menjadi produk turunan,” jelasnya, Kamis (28/7/2022).
Secara keseluruhan, data KKP mencatat negara tujuan ekspor utama produk perikanan adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$1,3 miliar, diikuti China sebesar US$485 juta.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu menyampaikan bahwa Indonesia telah dapat memproduksi rumput laut selama semester I/2022 sebanyak 4,46 juta ton. Meski masih jauh dari target, yakni 11,85 juta ton, dia optimistis hingga akhir tahun produksi akan semakin bertambah.
“Ikan tercapai baru diangka 8,17 ton kemudian rumput lautnya 4,46 ton, kami masih cukup optimis dan masih cukup waktu untuk meningkatkan produksi,” ujarnya dalam konferensi pers KKP, Kamis (28/7/2022).
KKP terus mengoptimalkan produktivitas rumput laut nasional dengan menggunakan teknologi kultur jaringan. Tebe, sapaan akrabnya, juga menyampaikan telah memberikan bantuan kebun bibit rumput laut sebanyak 37 unit dalam mendukung produktivitas.