Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Kerek Suku Bunga 75 Basis Poin, Ada Sinyal Naik Lagi di September 2022

Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan sinyal kenaikan suku bunga lagi pada pertemuan The Fed berikutnya September nanti, tergantung data ekonomi.
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk bulan kedua berturut-turut dan Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan sinyal kenaikan lagi pada pertemuan The Fed berikutnya September nanti.

Mengutip Bloomberg, Kamis (28/7/2022) para pembuat kebijakan The Fed menghadapi tekanan inflasi terpanas dalam 40 tahun sehingga menaikkan target suku bunga (fed funds rate/FFR) pada Rabu (27/7/2022) ke kisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen.

Kenaikan suku bunga tersebut membuat kenaikan kumulatif selama Juni-Juli 2022 menjadi 150 basis poin, paling tinggi sejak era pertarungan harga masa kepemimpinan Paul Volcker di awal 1980-an.

“Sementara peningkatan besar yang luar biasa lainnya mungkin sesuai pada pertemuan kami berikutnya, itu akan tergantung pada data antara sekarang dan nanti,” kata Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan The Fed selama dua hari di Washington.

Powell mengatakan The Fed juga akan memperlambat laju kenaikan di beberapa titik. Selain itu, dia mengatakan para pejabat akan menetapkan kebijakan berdasarkan pertemuan demi pertemuan daripada menawarkan panduan eksplisit tentang ukuran pergerakan suku bunga berikutnya, seperti yang telah dia lakukan baru-baru ini.

Komentar itu memicu reli di saham AS saat Powell berbicara, dengan imbal hasil obligasi AS jatuh bersama dengan dolar.

“Sementara banyak yang khawatir bahwa ekonomi di ambang resesi, pejabat Fed melihat gelas setengah penuh, dengan pasar tenaga kerja yang kuat memungkinkan ekonomi untuk menahan pengetatan moneter yang cepat. kami berpikir ada sedikit kemungkinan bahwa Fed akan menghentikan kenaikan suku bunganya akhir tahun ini, seperti yang diperkirakan pasar saat ini,” kata analis Bloomberg Anna Wong, Yelena Shulyatyeva, Andrew Husby dan Eliza Winger.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper