Bisnis.com, JAKARTA - Harga bahan baku industri ban mengalami kenaikan sebesar 20 persen sejak awal tahun hingga paruh pertama 2022 berakhir. Sayangnya, hal itu tidak dapat diikuti dengan kenaikan harga produk.
Direktur PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) Kisyuwono mengatakan kenaikan harga dialami baik oleh bahan baku karet alam, karet sintetis, maupun carbon black.
"Kenaikan raw material tidak bisa diikuti dengan kenaikan harga. Masak iya mau menaikkan harga produk 20 persen?" kata Kisyuwono usai public expose di Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Namun, kenaikan harga yang dialami oleh bahan baku tidak berimbang, di mana kenaikan harga karet tidak setinggi raw material lainnya, yakni carbon black. Dengan demikian, biaya bahan baku karet emiten andalan Lo Keng Hong ini pada semester I/2022 menyusut.
Mengutip paparan publik perusahaan, Kamis (28/7/2022), biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karet alam pada paruh pertama tahun ini sebesar 25 persen dari total nilai belanja bahan baku.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, emiten kesayangan Warren Buffet Indonesia itu mengeluarkan ongkos belanja karet alam dengan porsi lebih besar, yakni 29 persen dari total biaya bahan baku.
Biaya bahan baku karet sintetis di perusahaan penghasil ban tersebut juga tercatat berkurang sebesar 2 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu.
Pada paruh pertama tahun ini, biaya bahan baku yang dikeluarkan GJTL untuk karet sintetis sebesar 19 persen. Selebihnya, perseroan mengalokasikan pos biaya bahan baku untuk belanja carbon black 18 persen, kain ban 15 persen, dan belanja lainnya sebanyak 23 persen.
Sebagai perbandingan, semester pertama tahun lalu GJTL mengeluarkan biaya bahan baku dengan porsi masing-masing untuk carbon black sebesar 17 persen, kain ban 12 persen, dan lainnya 21 persen.