Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Berfluktuasi, Ekonom: Tekan Industri Ban Indonesia

"Kemungkinan penurunan bahan baku karet di industri ban konsisten dengan harga karet global yang turun sebesar 5,3 persen secara yoy pada semester I/2022."
Petani memanen getah karet di Bajubang, Batanghari, Jambi, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Petani memanen getah karet di Bajubang, Batanghari, Jambi, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA - Fluktuasi harga karet dunia diperkirakan berdampak negatif terhadap industri ban di Tanah Air. Terutama, terhadap biaya bahan baku produksi yang mayoritas menggunakan karet.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira mengatakan perkiraan tersebut bakal terindikasi dari kemungkinan pemangkasan belanja karet di industri ban yang sejalan dengan penurunan harga komoditas itu di pasar global.

"Kemungkinan penurunan bahan baku karet di industri ban konsisten dengan harga karet global yang turun sebesar 5,3 persen secara yoy pada semester I/2022," kata Bhima kepada Bisnis, Kamis (28/7/2022).

Selain itu, sambungnya, kemungkinan penurunan bahan baku dinilai tidak hanya untuk karet alam yang dibeli dari dalam negeri. Melainkan bahan impor akibat masih berlangsung delay pengiriman.

Menurut Bhima, sampai dengan saat ini masih terjadi disrupsi rantai pasok bahan baku karet yang mau tidak mau mengakibatkan terjadinya biaya produksi di industri turunannya, terutama ban.

Tidak hanya karet, Bhima mengatakan komponen lain untuk industri ban seperti benang baja juga mengalami fluktuasi dari sisi harga.

"Jadi, perlu dicari alternatif negara pemasok. Tidak hanya mengimpor dari China dan India. Hal-tersebut yang mestinya diperhatikan oleh pelaku industri ban," kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper