Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surveyor Indonesia Incar Pendapatan Rp1,73 Triliun, Laba?

Pada 2021, pendapatan BUMN grup jasa survei mencapai Rp1,6 triliun pada tahun lalu.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M. Haris Witjaksono dalam jabatan sebelumnya saat berkunjung ke  Pelni./Istimewa
Direktur Utama Surveyor Indonesia M. Haris Witjaksono dalam jabatan sebelumnya saat berkunjung ke Pelni./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Grup BUMN, PT Surveyor Indonesia menargetkan pertumbuhan kinerja di atas 20 persen pada 2022. Perseroan menargetkan pendapatan dapat naik menjadi Rp1,73 triliun.

Direktur Utama Surveyor Indonesia M. Haris Witjaksono menjelaskan menjelaskan kinerja pendapatan mencapai Rp1,6 triliun pada 2021. Pendapatan tersebut di atas anggaran yang ditetapkan.

"Kami diminta menargetkan Rp1,73 triliun, harapan kita bisa dicapai. Namun, ada tuntutan dari pemegang saham bahwa kita harus tumbuh 15-20 persen pada 2022. Kita jauh, jadi perlu lari lagi kalau dengan mesin pertumbuhan saat ini akan kedodoran," jelasnya, dikutip Kamis (28/7/2022).

Lebih lanjut, perseroan juga menyiapkan mesin pertumbuhan baru yang mampu mendorong target kinerja tersebut tercapai. Hal ini yang membuat perseroan bakal merilis portofolio jasa baru terkait lingkungan dan keberlanjutan yang mencakup standar SDGs dan ESG.

Dengan sejumlah portofolio jasa baru ini, diharapkan Surveyor Indonesia dapat mengejar target pendapatannya.

Seiring dengan portofolio tersebut, perseroan juga menerapkan digitalisasi guna meningkatkan efektivitas sehingga menghasilkan kinerja yang lebih efisien dan dapat berdampak terhadap kinerja laba bersihnya.

"Dua proses ini yang kami lakukan bersmaa, bangun portfolio baru dengan launching services baru. Sehingga target Rp1,73 triliun bisa dicapai tahun ini," tambahnya.

Surveyor Indonesia saat ini menjalankan kegiatan rutin laboratorium pemeriksaan kualitas dan kuantitas komoditas unggulan di Indonesia. Kemudian, konsultasi infrastruktur maupun berbagai kegiatan pemerintah.

Perseroan juga melakukan transformasi proses bisnis dengan dukungan digitalisasi. Proses digital yang baru masuk dalam sistem keuangan, umum, dan SDM ini bakal dilanjutkan ke sistem operasi.

Digitalisasi sistem operasi ini akan membantu memastikan proses bisnis berjalan, dan tersampaikan ke pelanggan, sekaligus membantu pola operasi yang lebih efisien.

"Kami juga meluncurkan beberapa portofolio baru antisipasi rating SDGs, ESG, dan ESG Commodity. Ini yang akan kami jalankan, perubahan langkah maju, karena harus antisipasi isu nasional, global dan regional sebagai sebuah kesempatan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper