Bisnis.com, JAKARTA - Survei yang dilakukan PMO Kartu Prakerja mencatat sebanyak 89 persen penerima manfaat pada 2021 menggunakan insentif untuk membeli bahan pangan.
Survei diikuti oleh 5,1 juta atau 86 persen penerima dari 5,9 juta penerima Kartu Prakerja tahun lalu. Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam webinar 'Dua Tahun Perjalanan Kartu Prakerja Mentransformasi Layanan Publik: Capaian, Pelajaran dan Strategi ke Depan' pada Rabu (27/7/2022).
"Untuk insentifnya, 89 persen digunakan untuk membeli bahan pangan. Jadi semi bansos itu bener, karena kita kemudian menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat," kata Denni.
Sebagaimana diketahui, Kartu Prakerja pertama kali dilaksanakan pada 2020, bersamaan dengan munculnya pandemi Covid-19. Banyak masyarakat yang kemudian kehilangan pekerjaan dan membutuhkan biaya untuk melanjutkan hidup.
Dan ini terbukti dalam survei yang dilakukan PMO dimana 89 persen dari penerima menggunakan untuk bantuan biaya hidup, menopang bahan pangan dan 69 persen menggunakan insentif untuk modal usaha seperti membeli gerobak, alat masak, bibit ikan dan lainnya.
Dia menuturkan simpulan survei tersebt, yaitu program Kartu Prakerja berdampak positif atau efektif. Kedua, pelatihan maupun bantuan sosial (bansos) dalam program kartu prakerja sama-sama bermanfaat.
Baca Juga
Sebagai informasi, penerima Kartu Prakerja mendapatkan bantuan sebesar Rp3,35 juta dengan rincian biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif sebesar Rp2,4 juta dan insentif survei sebesar Rp150.000.
Insentif sebesar Rp2,4 juta tersebut akan diberikan setelah penerima menyelesaikan pelatihan. Insentif sebesar Rp600.000 akan diberikan kepada penerima Kartu Prakerja selama 4 bulan berturut-turut tanpa potongan sama sekali.