Bisnis.com, JAKARTA — Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) 20—21 Juli 2022 menetapkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dipertahankan di level 3,5 persen. Hasil ini seiring keyakinan Bank Indonesia inflasi inti tetap terjaga dan mewaspadai ekspektasi inflasi ke depan.
Seiring keputusan mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR ini, Bank Indonesia (BI) menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global, dari sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,5 persen untuk periode 2022.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penurunan proyeksi tersebut sejalan dengan meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Sejalan dengan itu, inflasi global terus mengalami peningkatan di tengah gangguan rantai pasok dan masih berlangsungnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta kebijakan proteksionisme terutama pada komoditas pangan.
Perekonomian sejumlah negara, Amerika Serikat (AS), China, Jepang, Eropa, dan India diperkirakan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.
Perekonomian AS pun berisiko mengalami resesi, sejalan dengan respons dan pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif di negara itu.
Baca Juga
“Dengan ini pertumbuhan global diperkriakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,5 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/7/2022).
Perry memandang, ketidakpastian pasar keuangan global ke depan masih akan tinggi, sehingga mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing ke negara Emerging Markets dan berkembang, termasuk Indonesia.