Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tetapkan Suku Bunga Acuan BI7DRR 3,5 persen Tapi Turunkan Proyeksi Ekonomi Dunia

Perekonomian sejumlah negara, Amerika Serikat (AS), China, Jepang, Eropa, dan India diperkirakan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya menjadi salah satu pertimbangan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan menjadi BI7DD 3,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo aat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo aat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) 20—21 Juli 2022 menetapkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dipertahankan di level 3,5 persen. Hasil ini seiring keyakinan Bank Indonesia inflasi inti tetap terjaga dan mewaspadai ekspektasi inflasi ke depan.

Seiring keputusan mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR ini, Bank Indonesia (BI) menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global, dari sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,5 persen untuk periode 2022.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penurunan proyeksi tersebut sejalan dengan meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.

Sejalan dengan itu, inflasi global terus mengalami peningkatan di tengah gangguan rantai pasok dan masih berlangsungnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta kebijakan proteksionisme terutama pada komoditas pangan.

Perekonomian sejumlah negara, Amerika Serikat (AS), China, Jepang, Eropa, dan India diperkirakan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Perekonomian AS pun berisiko mengalami resesi, sejalan dengan respons dan pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif di negara itu.

“Dengan ini pertumbuhan global diperkriakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,5 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/7/2022).

Perry memandang, ketidakpastian pasar keuangan global ke depan masih akan tinggi, sehingga mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing ke negara Emerging Markets dan berkembang, termasuk Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper