Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executive Officer (CEO) Starbucks Corp. Howard Schultz berencana untuk menutup lebih banyak kedai kopinya di Amerika Serikat (AS) dengan alasan risiko keamanan.
Dalam sebuah video yang diunggah melalui Twitter, Schultz mengatakan Starbucks akan menutup gerai yang “tidak menguntungkan” karena meningkatnya masalah keamanan termasuk tindakan kejahatan, tunawisma, dan penggunaan narkoba di kamar mandi.
Raksasa jaringan kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) ini sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk menutup 16 gerainya yang berlokasikan di Portland, Oregon, Los Angeles, Philadelphia, Seattle, dan Washington.
“Ini baru permulaan, dan akan ada lebih banyak lagi. Saya terkejut bahwa salah satu perhatian utama yang dimiliki mitra ritel kami adalah keselamatan pribadi mereka sendiri,” kata Schultz seperti dilansir Bloomberg, Selasa (19/7/2022).
Sementara itu, karyawan yang tergabung dalam serikat pekerja mengatakan bahwa penutupan tersebut merupakan usaha guna melawan upaya karyawan untuk berorganisasi. Padahal, Starbucks Workers United mengatakan bahwa lebih dari 180 lokasi telah memilih untuk berserikat.
Dari 16 lokasi yang akan ditutup, dua gerai di Seattle baru-baru ini memilih untuk berserikat dan satu gerai lainnya di Portland dijadwalkan untuk memilih pada Agustus.
Baca Juga
Karyawan di kedai Starbucks, Ithaca, New York yang tergabung dalam serikat pekerja, menuduh perusahaan menutup kedai pada Juni sebagai respons atas lokasi yang baru-baru ini diorganisir.
Starbucks segera membantah tuduhan itu dan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka menghormati hak pekerja untuk berserikat dan mengikuti undang-undang tentang masalah perburuhan.
Dalam surat yang dilayangkan perusahaan kepada karyawannya bertuliskan bahwa pekerja yang bereputasi baik dan terdampak dari gerai Starbucks yang tutup permanen dapat beralih ke toko tetangga. Starbucks mengatakan akan berkomunikasi dengan serikat pekerja untuk membahas peluang dipindahkan ke toko lain.
Perusahaan yang berbasis di Seattle telah berjanji untuk menawarkan lebih banyak pelatihan keselamatan bagi pekerja dan mengklarifikasi prosedur keselamatan, seperti kapan harus menelepon 911 dan kejelasan seputar shift kerja. Langkah-langkah tersebut termasuk juga menutup toilet untuk umum demi menciptakan rasa aman bagi karyawan saat bekerja.