Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Turun Jadi 26,16 Juta Orang

BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 turun 0,34 juta orang jika dibandingkan September 2021 dan turun 1,38 juta orang jika dibandingkan Maret 2021.
Dua warga melintas di kawasan rumah padat penduduk Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Dua warga melintas di kawasan rumah padat penduduk Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang. Angka itu menurun 0,34 juta orang jika dibandingkan pada September 2021 dan turun 1,38 juta orang jika dibandingkan Maret 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan tingkat kemiskinan terus mencatatkan penurunan hingga Maret 2022, dengan jumlah penduduk miskin menjadi 9,54 persen. Terjadi perbaikan meskipun belum mencapai kondisi sebelum pandemi Covid-19.

"Pemulihan ekonomi yang terjadi pada kuartal I/2022 itu juga berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan. Sejalan lah, ekonomi membaik, kemiskinan berkurang," ujar Margo dalam rilis berita resmi statistik, Jumat (15/7/2022).

Angka kemiskinan ini berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang berlangsung pada Maret dan September setiap tahunnya.

Tingkat kemiskinan menurun 0,17 persen dari kondisi September 2021, yakni 26,5 juta orang atau 9,71 persen penduduk miskin. Terjadi tren penurunan dari titik tertinggi pada September 2020, yakni 27,55 juta orang atau 10,19 persen.

Meskipun begitu, menurutnya, tingkat kemiskinan masih belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19. Pada Maret 2019, tingkat kemiskinan masih berada di 9,41 persen lalu turun pada September 2019 menjadi 9,22 persen.

Tingkat kemiskinan kemudian meningkat pada Maret 2020 menjadi 9,78 persen dan melonjak pada September 2020. Adanya tren penurunan yang berlanjut menjadi kabar baik.

"Artinya sudah ada perbaikan, tetapi belum kembali ke kondisi sebelum pandemi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper