Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi AS Melesat 9,1 Persen, Lonjakan Harga Bensin Jadi Biang Kerok

Harga eceran rata-rata nasional bensin melampaui US$5 per galon atau sekitar Rp16.450 per liter untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
Warga Amerika Serikat sedang mengisi bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar AS./Bloomberg
Warga Amerika Serikat sedang mengisi bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan harga bensin di Amerika Serikat (AS) hingga 60 persen pada Juni 2022 menjadi penyebab inflasi AS menyentuh 9,1 persen bulan lalu.

Dilansir dari Bloomberg, harga eceran rata-rata nasional bensin melampaui US$5 per galon atau sekitar Rp16.450 per liter untuk pertama kalinya pada bulan Juni, meskipun turun dalam beberapa pekan terakhir. Secara bulanan, lonjakan harga energi berkontribusi nyari 50 persen terhadap inflasi AS.

Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (CPI) AS naik 9,1 persen pada Juni 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Dibandingkan bulan sebelumnya, CPI AS naik 1,3 persen, terbesar sejak 2005. Adapun CPI inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,7 persen mom dan 5,9 persen yoy.

Angka inflasi ini berada di atas median proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan CPI AS naik 8,8 persen pada Juni. Adapun dibandingkan Mei, CPI sebelumnya diperkirakan naik 1,1 persen dan CPI inti diperkirakan naik 0,5 persen.

Indeks harga bensin melonjak 11,2 persen pada Juni dari bulan sebelumnya. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, kenaikan  harga bensin merupakan yang terbesar sejak Maret 1980.

Melonjaknya harga bensin telah menjadi masalah politik bagi Presiden AS Joe Biden, yang telah melobi sekutu di Timur Tengah untuk meningkatkan produksi minyak mentah mereka sementara juga memanfaatkan cadangan strategis negara dalam upaya untuk mendinginkan inflasi.

Dalam kunjungannya ke Arab Saudi pekan ini, Biden akan membahas krisis energi global dan potensi peningkatan produksi.

Profesor ekonomi Haverford College Carola Binder mengatakan ekspektasi inflasi sangat berkorelasi dengan harga bensin bagi rumah tangga AS karena harga ini masih menjadi salah satu cara yang paling menonjol dan terlihat untuk melacak kenaikan biaya.

“Semua orang cukup banyak melacak apa yang terjadi dengan harga bensin, karena warga AS hampir selalu melihat harganya saat berkendara. Jadi (harga bensin) memiliki pengaruh yang sangat kuat pada ekspektasi inflasi konsumen,” ungkap Binder seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper