Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi, Pertamina Butuh Modal Rp299,78 Triliun,

Dana tersebut dibutuhkan Pertamina Geothermal Energy untuk meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 3,3 gigawatt (GW) hingga 2030 mendatang.
PLTP Binary Cycle 500KW di Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (21/1/2019)./Bisnis-Lukas Hendra
PLTP Binary Cycle 500KW di Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (21/1/2019)./Bisnis-Lukas Hendra

Bisnis.com, JAKARTA — Pertamina Geothermal Energy atau PGE memperkirakan kebutuhan dana untuk meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 3,3 gigawatt (GW) mencapai sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp299,78 triliun, kurs Rp14.989, hingga 2030 mendatang.

Presiden Direktur Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan perseroan tengah mengundang sejumlah pendanaan dari mitra bisnis atau investor untuk ikut berinvestasi di dalam proyek bauran energi yang relatif prospektif menyusul komitmen transisi energi saat ini.

“Dengan peningkatan kapasitas terpasang PLTP itu, kita berbicara untuk investasi baru yang masuk mencapai sekitar US$20 miliar untuk percepatan transisi energi,” kata Yuniarto saat diskusi "Sustainable Finance for Climate Transition Roundtable" di Bali, Kamis (14/7/2022).

Yuniarto menerangkan perseroan berinisiatif untuk memasang kapasitas listrik tambahan mencapai sekitar 600 MW untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Rencanannya, kapasitas tambahan itu membutuhkan suntikan modal mencapai US$2,2 miliar atau setara dengan Rp32,97 triliun.

“Kami juga berkomitmen untuk memasang kapasitas tambahan sekitar 600 MW yang akan dipasang selama lima tahun mendatang yang tengah diperhitungkan dalam risiko finansial perseroan pengembangannya,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar US$14 miliar atau setara dengan Rp209,84 triliun, kurs Rp14.989, untuk pengembangan lini bisnis gas dan energi baru dan terbarukan (EBT) selama 2022 hingga 2026 mendatang.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan alokasi itu mengambil bagian mencapai 14 persen dari keseluruhan rencana Capex perusahaan energi pelat merah itu untuk jangka lima tahun ke depan.

“Ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata belanja yang akan dilakukan Pertamina, jadi ini target yang ambisius untuk meningkatkan bauran energi di lini produksi kami sampai 17 persen pada 2030 nanti,” kata Nicke saat forum diskusi Sustainable Finance for Climate Transition Roundtable di Bali, Kamis (14/7/2022).

Dia mengatakan komposisi dari minyak pada sisi hulu bisnis Pertamina perlahan akan dikurangi dengan bauran energi yang bakal ditekan hingga 20 persen dari keseluruhan kegiatan bisnis perseroan pada 2050 mendatang.

“Kami sadar bahwa komposisi dari minyak dalam bauran energi akan dikurangi, sekarang berada di sekitaran 32 persen,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper