Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Gangguan Pasokan Bahan Baku Mamin Makin Parah Tahun Depan, Ada Apa?

Gapmmi menyebut gangguan pasokan bahan baku industri mamin bakal makin parah tahun depan.
Rahmad Fauzan
Rahmad Fauzan - Bisnis.com 12 Juli 2022  |  20:35 WIB
Gangguan Pasokan Bahan Baku Mamin Makin Parah Tahun Depan, Ada Apa?
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6). - Antara/Rony Muharrman

Bisnis.com, JAKARTA - Pasokan bahan baku industri makanan dan minuman (mamin) tahun depan terancam mengalami gangguan parah jika perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan terus berlanjutnya perang tersebut bakal mengganggu siklus panen bahan baku industri, terutama gandum sebagai bahan baku tepung terigu.

"Kalau perang berlanjut, di Rusia dan Ukraina kemungkinan besar tidak bisa menanam gandum. Apabila demikian, maka tahun depan tidak ada panen," kata Adhi, Selasa (12/7/2022).

Sebagai informasi, sampai dengan 2022, Indonesia mengimpor hampir 3 juta ton gandum dari Ukraina.

Selain itu, sambungnya, perang Rusia-Ukraina turut mengakibatkan menipisnya margin perusahaan di industri mamin Tanah Air. Menyusul kondisi itu, kata Adhi, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang menaikkan harga.

Kendati demikian, lanjutnya, sebagian perusahaan di industri tersebut masih berada di posisi wait and see sembari mencari substitusi bahan baku untuk mengantisipasi memburuknya situasi.

Selain itu, sambungnya, pelaku industri mamin melakukan pendekatan ke negara lain yang aman dari perang Rusia-Ukraina untuk mengamankan pasokan impor bahan baku.

"Di antaranya, negara di kawasan Amerika Latin dan Australia," kata Adhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

industri mamin gapmmi Perang Rusia Ukraina
Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top