Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia mendapatkan pembiayaan senilai senilai US$674,95 juta atau senilai kurang lebih Rp10,1 triliun dari Jepang untuk Pelabuhan Patimban Fase Kedua.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, tujuan dari pembangunan Pelabuhan Patimban adalah untuk memperkuat kapasitas logistik area Metropolitan Jakarta.
Selain itu juga meningkatkan aktivitas ekonomi melalui pembangunan pelabuhan internasional dan jalan akses di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
“Melalui perjanjian ini, Pemerintah Indonesia akan menerima pembiayaan sampai dengan 70,195 miliar Yen atau setara dengan US$674,95 juta untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Patimban,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Senin (11/7/2022).
Adapun hasil output yang akan dicapai untuk Pembangunan Pelabuhan Patimban tahap kedua ini adalah container terminal seluas ±63,5 Ha dengan kapasitas sampai dengan 3,3 juta TEU, dan car terminal seluas ±13,7 Ha dengan kapasitas 600.000 kendaraan.
Pembiayaan Pelabuhan Patimban tahap kedua ini merupakan kelanjutan kerja sama Indonesia dan Jepang yang sebelumnya telah disepakati pada 2017 dengan nilai 118,9 miliar Yen.
Baca Juga
Pelabuhan Patimban Tahap Pertama telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2020. Diharapkan pembangunan Pelabuhan Patimban Tahap Kedua ini dapat semakin mengoptimalkan Pelabuhan Patimban yang saat ini telah operasional.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menegaskan komitmennya untuk mengawal keberlanjutan pembangunan infrastruktur transportasi strategis di Indonesia.
Menhub mengatakan terkait dengan Pelabuhan Patimban, pemerintah mendorong percepatan negosiasi penawaran proyek Pengembangan Pelabuhan Patimban Fase 1-2 (paket 5 dan 6), yang ditargetkan dilakukan penandatangannya pada tahun ini.