Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dampaknya ke Ekonomi jika Rupiah Bertahan di Level Rp15.000

Dalam satu bulan terakhir nilai rupiah melemah terhadap dolar AS. Rupiah sempat melampaui level Rp15.000 dan bertahan selama 3 hari, yakni 4–6 Juli 2022.
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). /Antara Foto-Subur Atmamihardja
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). /Antara Foto-Subur Atmamihardja

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup pada level Rp14.975 meski menguat tipis pada hari ini, Senin (11/7/2022).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan nilai tukar rupiah yang bergerak pada kisaran Rp15.000 per dolar AS bukanlah pertanda baik meski stabil pada satu pekan terakhir.

Dia mengatakan, beberapa harga bahan baku industri, khususnya makanan dan minuman telah mengalami kenaikan, di antaranya seperti komoditas gandum, gula, dan minyak nabati.

Pelaku usaha makanan dan minuman pun tengah menunggu momentum yang tepat untuk menaikkan harga di pasar karena tidak semua kelompok masyarakat siap, meski kenaikan hanya pada rentang 5–7 persen.

“Contohnya kelompok menengah bawah, kalau harga naik maka bisa bergeser ke produk pesaing atau bahkan mengurangi pembelian. Target penjualan bisa turun,” katanya kepada Bisnis, Senin (11/7/2022).

Kondisi pelemahan rupiah ini pun kata Bhima akan mendorong imported inflation yang diperkirakan mempengaruhi inflasi umum sehingga akan mencapai kisaran 5 hingga 5,5 persen secara tahunan untuk tahun ini.

Sejalan dengan itu, beban pembiayaan utang luar negeri swasta dan pemerintah diperkirakan meningkat akibat adanya selisih kurs yang tinggi, terutama dengan the Fed yang agresif menaikkan suku bunga.

Hal ini akan memicu kenaikan biaya dana, bahkan menurut Bhima tidak menutup kemungkinan bagi sektor swasta untuk mengerem ekspansi usaha.

“Jika rupiah belum bisa turun di level Rp14.300 per dolar AS, maka tekanan terhadap swasta yang berlanjut akan memengaruhi laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kesempatan kerja,” kata dia.

Sebelumnya, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan pelemahan rupiah tidak lepas dari kondisi dalam negeri dan kondisi perekonomian global. Dari dalam negeri, kenaikan inflasi berada pada level yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.

“Hal ini mendorong perspektif investor yang meningkat risikonya sehingga mereka kemudian mengambil keputusan untuk sementara waktu mengalihkan aset mereka ke instrumen ataupun negara safe haven seperti misalnya Amerika Serikat,” kata Rendy.

Sementara itu, dalam satu bulan terakhir nilai rupiah melemah terhadap dolar AS. Rupiah sempat melampaui level Rp15.000 dan bertahan selama 3 hari, yakni 4–6 Juli 2022. Kemudian menguat pada rentang Rp14.964–Rp14.987 pada lima hari terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper