Bisnis.com, JAKARTA — Program Kartu Prakerja dinilai berkontribusi dalam peningkatan inklusi keuangan karena adanya percepatan akses masyarakat tingkat ekonomi rendah dan di pinggiran terhadap layanan jasa keuangan.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan bahwa masyarakat berada di piramida ekonomi terbawah, sering kesulitan untuk mengakses layanan jasa keuangan.
"Penetrasi ke masyarakat di piramida ekonomi terbawah mungkin tidak menguntungkan bagi bank dan lembaga jasa keuangan seperti teknologi finansial [fintech]. Selain transaksinya kecil, literasi mereka juga terbatas," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/7/2022).
Di tengah lingkungan yang cenderung serba tunai, lanjutnya, masyarakat itu pun tidak semuanya mempunyai identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Mereka kerap menabung, meminjam, dan membayar di saluran-saluran keuangan tradisional atau informal yang kerap kali mahal atau berisiko terhadap ketahanan ekonomi keluarga.
Dia menulai Program Kartu Prakerja menjadi ‘game changer’ dalam upaya mengakselerasi inklusi keuangan Indonesia.
"Semua penerima Kartu Prakerja wajib memiliki rekening bank atau dompet elektronik yang teridentifikasi sesuai KTP [know your customer/KYC] untuk bisa mendapatkan insentif," kata Denni.
Dalam studinya baru-baru ini, TNP2K dan Bank Dunia menyatakan bahwa Kartu Prakerja merupakan program penyaluran bantuan sosial Government to Person (G2P) pertama di Indonesia yang menggunakan mekanisme pembayaran dengan menawarkan beberapa opsi penyaluran.
Model tersebut ditandai dengan adanya pilihan rekening dan penyedia jasa, pemberian informasi yang transparan, dan pemanfaatan infrastruktur verifikasi identitas, serta pembayaran yang sudah ada.
“Survei Manajemen Pelaksana yang diikuti 11 juta penerima Kartu Prakerja menunjukkan 28 persen penerima baru pertama kali membuka rekening bank atau dompet elektronik,” imbuhnya.
Dia pun menyampaikan bahwa dalam studi TNP2K dan Bank Dunia, 49,8 persen penerima Kartu Prakerja pada 2020 menyatakan baru pertama kali membuka rekening dompet elektronik dan 9,7 persen baru pertama kali membuka rekening bank.
Meski banyak pengguna baru, lanjutnya, 96,4 persen penerima puas dengan metode nontunai di Program Kartu Prakerja karena banyak pilihan, praktis, transparan, dan tidak ada potongan.
Banyaknya pemilik rekening baru ini tidak otomatis membuat target inklusi keuangan mudah dicapai.
"Pemanfaatan lebih lanjut dari rekening baru harus diupayakan," ucapnya.