Bisnis.com, JAKARTA — Delegasi Rusia dan Amerika Serikat (AS) dipastikan hadir secara langsung ke Pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia pada minggu depan.
Kepala Departemen Pengelolaan Devisa Bank Indonesia (BI) Rudy B. Hutabarat menjelaskan bahwa Rusia dan Amerika Serikat akan menghadiri pertemuan G20 secara langsung.
"Rusia dan Amerika Serikat mereka datang semua, di dalam kegiatan ini," kata Rudy dalam konferensi pers, Kamis (7/7/2022).
Dalam pertemuan sebelumnya, Amerika Serikat sempat walk out ketika delegasi Rusia mendapatkan giliran bicara.
Bank Indonesia mencatat bahwa hingga saat ini, 69 delegasi dari berbagai negara mengonfirmasi kehadirannya di pertemuan ketiga Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG).
Agenda tersebut merupakan bagian dari rangkaian dari G20. Pertemuan itu akan berlangsung pada 15—16 Juli 2022 di Nusa Dua, Bali.
Baca Juga
Tensi antara Negeri Beruang Merah dan Negeri Paman Sam sempat memanas dalam pertemuan G20 di Washington D.C., Amerika Serikat pada April 2022 lalu.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen meninggalkan ruangan pertemuan saat delegasi Rusia mendapatkan giliran berbicara.
Tindakan walk out itu tak lepas dari serangan Rusia ke Ukraina, yang menimbulkan dampak terhadap perekonomian, suplai komoditas, hingga ketahanan pangan.
Oleh karena itu, keberadaan Rusia dan Amerika Serikat di dalam satu forum akan menjadi perhatian.
Sementara itu, Rudy tidak merespons ketika Bisnis menanyakan kehadiran delegasi Ukraina dalam pertemuan FMCBG tersebut.
Ukraina memang bukan bagian dari forum G20, tetapi Indonesia selaku presidensi G20 pernah mengundang Ukraina dalam sejumlah pertemuan.
Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menjelaskan bahwa 447 orang akan hadir secara fisik di pertemuan FMCBG pekan depan.
"Terdapat delegasi yang hadir secara daring (online), di antaranya China," imbuhnya.
Pertemuan itu akan membahas berbagai isu, mulai dari pendanaan hijau, isu kesehatan, hingga balance of payment yang menjadi perhatian dalam kondisi ekonomi global seperti saat ini.
Empat tema pembahasan utamanya adalah Digital Economy and Finance, Policy Normalization, Green Inclusion and Sharia Economy, dan International Taxation.
"Dinamika pembahasan nanti akan cukup menarik," kata Dody.
