Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaduh Beli BBM Pakai HP di SPBU, Ini Penjelasan Bos Pertamina

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan penjelasan terkait polemik membeli BBM subsidi jenis Pertalite dan solar menggunakan handphone (HP).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati./Istimewa
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengakui adanya disinformasi yang beredar di tengah masyarakat terkait dengan penggunaan telepon genggam atau handphone (HP) saat mengakses aplikasi verifikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di SPBU.

“Ada sedikit misleading yang terjadi, kami pahami edukasi terus kami lakukan. Sebetulnya apa yang dilakukan hari ini adalah masa pendaftaran, kendaraan-kendaraan mendaftar untuk mendapatkan QR code,” kata Nicke saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Ihwal pendaftaran MyPertamina, Nicke mengatakan, masyarakat dapat melakukannya lewat website Pertamina, aplikasi MyPertamina serta langsung mendatangi SPBU untuk mendaftarkan kendarannya. Setelah pendaftaran, masyarakat akan mendapatkan QR code untuk menandai nomor polisi kendaraannya.

“QR code itu melekat di kendaraan tersebut, siapa pun yang mengemudi, penumpang kalau masuk kriteria Perpres Nomor 191 Tahun 2014 akan entitled untuk mendapatkan BBM subsidi,” tuturnya.

Di sisi lain, dia mengatakan, masyarakat tidak diwajibkan untuk menggunakan HP saat membeli BBM bersubsidi di SPBU. Masyarakat, kata dia, dapat menempel QR code yang didapat setelah registrasi di kaca mobil atau motor untuk mempermudah verifikasi pembelian. Dengan demikian, masyarakat tidak wajib untuk mengakses berkali-kali MyPertamina untuk menampilkan QR Code kepada petugas.

“QR Code itu diprint saja, kemudian dilaminating di kaca mobil atau motor sehingga itu memudahkan sehingga tidak ada lagi keributan-keributan penggunaan HP di SPBU, jadi hanya sekali saja untuk mendaftarkan nomor polisi,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar bakal habis pada Oktober 2022 di tengah tingkat rata-rata konsumsi masyarakat yang berada di kisaran 10 persen setiap harinya.

Pemerintah belakangan tengah menargetkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM rampung pada Agustus 2022 untuk menekan bocornya distribusi BBM murah itu di tengah masyarakat.

Anggota Komisi BPH Migas Saleh Abdurrahman membeberkan realisasi konsumsi BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar masing-masing sudah berada di atas 50 persen hingga 20 Juni 2022. Malahan konsumsi rata-rata BBM bersubsidi sudah melebihi kuota yang ditetapkan dengan rata-rata di atas 10 persen setiap harinya.

“Jika kita tidak melakukan pengendalian maka kita akan menghadapi subsidi kita akan habis antara Oktober atau November,” kata Saleh saat Webinar SUKSE2S, Rabu (29/6/2022).

Berdasarkan data milik BPH Migas hingga 20 Juni 2022, realisasi konsumsi solar sudah mencapai 51,24 persen dari kuota yang ditetapkan sebesar 15,10 juta kiloliter pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022.

Sementara itu, realisasi penyaluran pertalite sudah mencapai 13,26 juta kiloliter atau sebesar 57,56 persen dari kuota yang dipatok dalam APBN 2022 di angka 23,05 juta kiloliter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper