Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Keluhkan Ekspor CPO Terhambat Ketersediaan Kapal

Gapki mengaku kesulitan melakukan ekspor CPO akibat keterbatasan jumlah kapal untuk mengangkut barang ekspor.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengklaim hingga saat ini ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) belum lancar akibat ketersediaan kapal-kapal yang masih minim. 

Sekretaris Jenderal Gapki Eddy Martono melaporkan eksportir saat ini masih sulit untuk mendapatkan kapal yang akan mengangkut barang ekspor.

“Ekspotir masih kesulitan kapal. Kapal tanker semenjak larangan ekspor digunakan untuk angkut crude oil dari Rusia,” kata Eddy, Rabu (6/7/2022).

Meski pemerintah telah mendorong percepatan ekspor dengan berbagai cara, tapi masalah muncul dari sisi logistik. Bahkan pemerintah, jelsa Eddy, telah menambah rasio ekspor domestic market obligation (DMO) yang sebelumnya 1:5 menjadi 1:7. 

“Ya [pemerintah] sudah mengubah dari 1:5 ke 1:7, tetapi kalau kapalnya sulit bagaimana?,” keluh Eddy. 

Sementara itu, dari sisi petani kelapa sawit, masih banyak tandan buah segar (TBS) sawit yang belum terserap sebagai dampak dari terhambatnya ekspor. Harga TBS di salah satu provinsi penghasil kelapa sawit, Riau, jatuh dibawah Rp1.000 per kilogram.

“Kalau data dari Apkasindo [Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia] ada 68 PKS yang tutup. Kalau anggota Gapki memang tidak ada laporan yang tutup hanya pembelian TBS memang masih dibatasi, karena PKS anggota Gapki juga masih kesulitan menjual CPO-nya,” ujarnya. 

Eddy berharap, di pertengahan Juli ini kapal-kapal yang biasa digunakan untuk mengangkut CPO akan kembali beroperasi sehingga ekspor berjalan lancar dan TBS petani dapat terserap dengan normal. 

Sebelumnya, mantan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menyampaikan bahwa saat ini realisasi ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) baru 1,2 juta ton dari total kuota ekspor sebesar 3,4 juta ton.

“Ada beberapa kendala terkait realisasi ekspor ini sehingga masih baru terealisasi kurang lebih 50 persen. Kenapa masih lambat karena ada alasan-alasan eksternal,” ujar Oke tanpa merinci lebih lanjut penyebabnya, Selasa (28/6/2022).

Per 28 Juni 2022, Kementerian Perdagangan melaporkan terdapat 505 persetujuan ekspor (PE) yang diterbitkan dari total 958 PE yang akan diberikan. Skema flush out untuk mempercepat penyaluran ekspor pun baru terealisasi 40 persen dari total kuota 1,16 juta ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper