Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM: Target Pertumbuhan Kendaraan Listrik Secara Global Sulit Dicapai

BKPM memprediksi Pertumbuhan kendaraan listrik dunia sebesar 22-35 persen total hard sales global electric vehicle (EV) pada 2023 sulit dicapai. Apa alasannya?
Mobil listrik Nisan Leaf masih berstatus impor utuh atau CBU. /Bisnis-Muhammad Khadafi
Mobil listrik Nisan Leaf masih berstatus impor utuh atau CBU. /Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/BKPM memperkirakan pertumbuhan kendaraan listrik secara global mampu mencapai 22-35 persen total hard sales global electric vehicle (EV) pada 2023. Namun, target tersebut sepertinya sulit untuk dicapai.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan mengakui secara global target tersebut sangat berat untuk dicapai. Secara realistis, BKPM memprediksi pertumbuhannya hanya mampu mencapai sekitar 14 persen saja pada 2025-2030. 

"Jadi secara global apakah target itu bisa dicapai? Jawabannya sangat berat. Kalaupun bisa [tercapai] sangat berat," kata Indra dalam webinar bertajuk Ambisi Indonesia Kembangkan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik, Rabu (29/6/2022).

Dia menuturkan adanya disrupsi rantai pasok global membuat mobil listrik, terutama komponen baterai listrik menjadi terhambat. Sebagaimana diketahui, mineral menjadi salah satu komponen dari baterai listrik. Rusia sebagai salah satu negara penghasil mineral, saat ini terkena sanksi, imbas invasi yang dilakukannya pada Februari 2022 lalu.

Menurutnya, disrupsi rantai pasok ini sangat memengaruhi produksi baterai listrik. Inilah yang menyebabkan pertumbuhan kendaraan listrik, termasuk baterainya, akan sulit untuk mencapai target tersebut jika disrupsi ini masih terjadi.

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan RI, saat ini ada sekitar 16.000 unit mobil listrik di Indonesia. Namun menurut Indra, Indonesia tidak membutuhkan waktu yang lama. Pasalnya, sejak tiga bulan lalu, Indonesia sudah memiliki mobil listrik pertama di jalan-jalan Jakarta.

"Itu yang pertama di negeri ini dan pertama di kawasan Asia Tenggara, dan akan diikuti oleh produksi-produksi berikutnya," ujarnya.

Dengan adanya komitmen di akhir tahun depan, dia mengatakan produksi baterai kendaraan listrik akan mulai berproduksi di Batang, Jawa Tengah. Dengan begitu, dia berharap pertumbuhan kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik di Indonesia semakin meningkat sehingga mampu mencapai target realisasi investasi Rp1.200 triliun.

"Produsen besar [produsen baterai kendaraan listrik] lainnya sudah mulai melirik dan merealisasikannya di pasar Indonesia," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper