Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi Indonesia pada Juni 2022 diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ekonom dan Direktur Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2022 akan mengalami inflasi sebesar 0,57 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Kondisi ini akan membawa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 4,2 persen (year-on-year/yoy).
Secara bulanan, Bhima memperkirakan inflasi akan dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan khususnya komoditas cabai rawit merah, daging sapi, bawang merah, dan telur ayam.
“Kemudian naiknya harga tiket maskapai penerbangan juga memberi andil ke inflasi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (29/6/2022).
Bhima mengatakan inflasi setelah momentum Lebaran biasanya akan melandai, sejalan dengan harga komoditas yang mulai menurun setelah permintaan kembali normal.
Namun, kenaikan harga barang, terutama pada komponen harga bergejolak (volatile food), cukup mendorong inflasi.
Baca Juga
“Terlebih ada kenaikan input biaya pertanian dari harga pupuk, faktor cuaca, dan panen yang tidak merata di sentra pangan utama,” jelasnya.
Di samping itu, kata Bhima, tekanan pada biaya produksi akibat naiknya harga gandum dan minyak goreng mulai diteruskan oleh pelaku FMCG ke konsumen ritel. Dengan demikian, harga makanan turut menyumbang inflasi pada Juni 2022.
Sebelumnya, BI memperkirakan inflasi Juni 2022 akan mencapai 0,50 persen mtm. Penyumbang utama inflasi hingga minggu keempat yaitu cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, dan tomat.