Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik seiring dengan rencana pembatasan harga untuk Rusia oleh G7 dan pemangkasan pasokan dari dua negara. Dilansir Bloomberg pada Senin (27/6/2022), West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,75 menjadi US$109 per barel pada 11.36 waktu New York.
Adapun minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik US$1,78 menjadi US$114,90 per barel.
Seperti diketahui, pembatasan harga untuk minyak mentah dari Rusia masuk dalam agenda KTT G7 di Jerman yang dimulai pada 26 Juni.
Selain itu, National Oil Corp. Libya memberikan sinyal penurunan pasokan karena krisis politik yang memburuk. Adapun Kementerian Energi Ekuador berencana menghentikan produksi minyak lebih cepat karena kerusuhan anti pemerintah.
Oligopoli penghasil minyak, OPEC+ akan bertemu pekan ini untuk membahas peningkatan produksi.
"Tampaknya sebagian besar trader tahu akan ada lebih banyak pasokan yang datang tetapi permintaan jangka pendek tetap kuat," kata Wakil Presiden Senior Perdagangan BOK Financial Dennis Kissler.
Namun, kekhawatiran resesi yang melemahkan permintaan tetap membatasi kenaikan harga yang berkelanjutan. Minyak menuju penurunan bulanan pertama sejak November.
Namun, harga eceran untuk bensin dan solar belum turun secepat minyak mentah, di tengah pemulihan Covid-19 dan kelangkaan kapasitas penyulingan untuk membuat bahan bakar.
Seperti diketahui, para pemimpin G7 tengah mendiskusikan batasan harga potensial bagi minyak Rusia, tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai. Pembatasan ini juga akan dibarengi dengan pemberlakuan larangan layanan asuransi dan pengapalan.