Bisnis.com, JAKARTA – Satuan tugas penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) akan mengintegrasikan data hewan ternak yang tertular di iSIKHNAS dengan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 atau BLC.
Sejauh ini, Kementerian Pertanian mendata hewan yang tertular melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) tetapi belum terdata secara detail dan realtime.
Kepala Satgas PMK Suharyanto menyampaikan BLC yang telah terintegrasi ke pemerintah pusat dan telah menjangkau hingga tingkat desa akan membantu pendataan kasus PMK, baik sakit, sembuh, dan tingkat vaksinasi yang akan lebih detail.
“Pelaporan tetap di iSIKHNAS, itu akan diperkuat dengan Bersatu Lawan Covid-19, BLC kan sudah sampai tingkat desa, jadi aplikasi iSIKHNAS akan semakin kuat,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Wabah PMK, Jumat (24/6/2022).
Sebelumnya, aplikasi BLC tersebut digunakan untuk memantau perkembangan kasus Covid-19. Menurut Suharyanto, tidak akan sulit untuk menambahkan sistem dalam mengintegrasikannya untuk PMK.
“Gunakan sistem pelaporan data Covid-19 yang sudah berjalan, tinggal ditambah saja, kalau selama ini hanya melaporkan penambahan kasus Covid-19, sekarang ditambah hewan ternak yang terkena PMK, saya rasa itu bukan hal yang sulit,” lanjutnya.
Hingga 24 Juni 2022 pukul 11.00 WIB, wabah PMK telah menyebar ke 19 provinsi dan 216 kabupaten/kota. Hewan ternak yang sudah tertular sebanyak 240.810 ekor dengan rincian 78.639 ekor sembuh, 2.312 ekor ternak dilakukan pemotongan bersyarat, dan 1.397 ekor mati.
Masih ada 158.462 ekor ternak yang belum sembuh, sedangkan 3.174 ekor sudah menerima vaksin.
“Data ini sifatnya sementara, mungkin di lapangan akan lebih besar lagi, baik yang sakit maupun meninggal atau mati. Banyak petani yang kecil, peternakan besar belum melaporkan jumlah yang sakit atau mati,” kata Suharyanto.
Dia berharap dengan adanya Satgas PMK bersama berbagai unsur, maka akan membantu mengintegrasikan data untuk lebih valid dan detail.