Bisnis.com, JAKARTA – Dunia kini tengah dilanda fenomena melambatnya pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran yang relatif tinggi atau stagflasi. Bank Dunia (World Bank) bahkan meminta negara-negara mewaspadai kondisi stagflasi yang bakal melanda.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa risiko stagflasi meningkat di banyak negara, di mana pertumbuhan ekonomi melambat, sementara tingkat inflasi naik tinggi.
Dia memaparkan kondisi ini disebabkan oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina, disertai dengan pengenaan sanksi yang lebih luas dan kebijakan zero Covid-19 di China, sehingga menahan perbaikan gangguan rantai pasokan.
Namun, apa sebenarnya kondisi stagflasi?
Dilansir dari Investopedia pada Kamis (23/6/2022), definisi stagflasi sebagai periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan produk domestik bruto (PDB).
Singkatnya, stagflasi digambarkan sebagai sebuah kondisi ekonomi yang melambat dan biasanya disertai dengan kenaikan harga-harga pokok (inflasi).
Stagflasi pertama kali diketahui terjadi pada tahun 1970 ketika banyak negara maju mengalami inflasi sekaligus dirundung tingkat pengangguran yang tinggi. Pada masa itu, stagflasi terjadi sebagai dampak dari krisis gejolak minyak saat Amerika mengalami resesi.
Baca Juga
Yang terburuk dari Stagflasi adalah, kondisi ini dapat menyebabkan munculnya indeks kesengsaraan. Lantas apa kiranya penyebab Stagflasi?
Penyebab Stagflasi
Umumya, stagflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar mengalami peningkatan sementara pasokan kebutuhan cenderung terbatas. Dalam beberapa teori, Stagflasi disinyalir eksis sebagai dampak dari tatanan kebijakan ekonomi yang buruk.
Regulasi pasar, barang, dan tenaga kerja yang buruk disebut-sebut sebagai kemungkinan penyebab hadirnya inflasi. Salah satu contoh penetapan kebijakan ekonomi yang buruk pernah terjadi pada masa pemerintahan Richard Nixon, Presiden Amerika Serikat ke-37 yang pada saat itu membekukan upah dan harga selama 90 hari untuk mencegah kenaikan harga. Namun, kebijakannya tersebut justru menyebabkan resesi hebat di tahun 1970.
Seberapa Buruk Dampak Stagflasi
Dapat dikatakan, dunia dalam kungkungan stagflasi dinilai sangat membahayakan. Karena stagflasi adalah sebuah kontradiksi dari gagasan ekonomi yang sehat. Stagflasi menekan pertumbuhan ekonomi dengan sangat hebat yang akan berdampak pada tingginya tingkat pengangguran.
Umumnya, meningkatnya taraf pengangguran di sebuah negara akan berdampak pada penurunan daya beli konsumen. Jika hal tersebut terus terjadi secara tak terkendali, selain dapat berdampak pada hadirnya inflasi, stagflasi juga bisa memantik merosotnya nilai tukar uang sebuah negara. Itulah sebabnya mengapa fenomena ini dianggap sangat buruk.