Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Uni Eropa Menguat, Harga Batu Bara Justru Melemah

Harga batu bara tergelincir tipis di tengah permintaan emas hitam itu yang belakangan meningkat akibat larangan ekspor energi dari Rusia.
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Harga batu bara ditutup melemah untuk perdagangan Juli 2022, setelah sempat naik 13,62 persen satu pekan terakhir.

Pasar ICE Newcastle mencatat harga batu bara untuk pengiriman Juli 2022 sebesar US$392 per ton atau turun 0,88 persen yang sebelumnya sempat di angka US$395,50 per ton.

Adapun harga komoditas emas hitam itu secara bulanan terkoreksi 0,23 persen. Padahal, harga batu bara secara tahunan sempat naik 321,96 persen secara tahunan

Adapun harga batu bara yang tergelincir tipis itu terjadi di tengah permintaan emas hitam itu yang belakangan meningkat akibat larangan ekspor energi dari Rusia pada pertengahan tahun ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jerman dan Austria memilih untuk kembali menggunakan bahan bakar berbasis batu bara untuk menjamin pasokan gas setelah Rusia memangkas alirannya ke negara Eropa.

Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mengumumkan kebijakan untuk memanaskan pembangkit listrik bertenaga fosil yang menandakan kemunduran terhadap upaya Eropa untuk mengatasi perubahan iklim.

Salah satu isi paket kebijakan yang diumumkan pada Minggu itu termasuk insentif bagi industri untuk mengurangi konsumsi.

"Keamanan pasokan saat ini masih terjaga. Namun, situasi menjadi serius. Konsumsi gas akan turun lebih jauh, perlu lebih banyak gas masuk fasilitas penyimpanan, jika tidak situasinya akan semakin ketat pada musim dingin," ujar Habeck seperti dikutip Bloomberg pada Senin (20/6/2022).

Adapun, Jerman tengah membutuhkan batu bara Indonesia sebanyak 5 hingga 6 juta ton seiring dengan kebijakan larangan impor energi dari Rusia pada tahun ini. Kebutuhan itu terungkap setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan kunjungan kerja ke negara itu pada pertengah bulan lalu.

“Saat ini disampaikan bahwa Jerman membutuhkan batu bara Indonesia 50 persen dari kebutuhan seluruhnya. Namun dalam koordinasi berikutnya dibutuhkan 5 hingga 6 juta. Tapi selanjutnya belum ada lagi permintaan secara resmi,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Lana Saria terpisah, Selasa (21/6/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper