Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Pesimistis Bahlil Eksekusi Investasi Mangkrak Rp708 Triliun, Kenapa?

Pengamat ekonomi pesimistis Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bisa mengeksekusi investasi mangkrak senilai Rp708 triliun.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengaku pesimistis Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dapat merealisasikan sejumlah investasi mangkrak yang nilainya mencapai Rp708 triliun.

Dia menilai faktor penyebab investasi mangkrak lebih banyak dipicu oleh faktor eksternal.

"Rp708 triliun ini kalau Bahlil akan mengusahakan masuk, saya kira nggak akan masuk. Karena memang faktor penyebabnya lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal," kata Achmad melalui kanal YouTubenya, dikutip Selasa (21/6/2022).

Bahlil sebelumnya mengungkapkan ada empat faktor yang memicu mangkraknya investasi.

Faktor tersebut adalah masalah perjanjian kontrak produksi, sengketa batas lahan perusahaan, perbedaan asumsi mengenai konsesi aset pemerintah dan aspek regulasi.

Namun, Achmad mengungkapkan faktor lain yang menyebabkan investasi mangkrak. Diantaranya, yaitu safe haven yang berubah di global.

"Sejak pandemi dan sampai hari ini, saya kira terjadi pembalikan capital. Uang yang tadinya lari ke negara berkmebang karena dianggap sebagai safe haven, kini balik ke AS," ungkapnya.

Faktor lain seperti geopolitik juga perlu dipertimbangkan lantaran menimbulkan ketidakpastian. Akibatnya, para investor menjadi ragu dan mundur.

Bahkan, semudah apapun perizinan yang dibuat Bahlil, menurut dia tak akan meningkatkan minat investor lantaran faktor geopolitik saat ini sedang tidak stabil.

Apalagi, dengan adanya pernyataan dari NATO yang memperkirakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan berlangsung selama bertahun-tahun.

"Artinya, ketidakpastian ini akan semakin panjang dan investor mungkin akan menunda rencana investasi mereka," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper