Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantap! Neraca Dagang Industri Manufaktur Indonesia Catatkan Surplus Sejak Mei 2020

Kinerja ekspor industri pengolahan sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai US$83,73 miliar atau tumbuh 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$66,99 miliar.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA- Tren surplus neraca perdagangan komoditas industri pengolahan Tanah Air tercatat telah berlangsung lebih dari 2 tahun atau selama 25 bulan berturut-turut sampai dengan kinerja Mei 2022.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan tren surplus tersebut berlangsung sejak Mei 2020 sebelum kemudian kembali mengalami kinerja positif pada Mei lalu.

Perlu diketahui, kinerja ekspor industri pengolahan sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai US$83,73 miliar atau tumbuh 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$66,99 miliar.

Nilai pengapalan sektor industri memberikan kontribusi tertinggi, dengan menembus 72,83 persen dari total nilai ekspor nasional selama 5 bulan terakhir yang menyentuh US$114,97 miliar.

Pada Mei 2022, ekspor sektor industri manufaktur melanjutkan tren surplusnya dengan nilai mencapai US$2,89 miliar.

"Kinerja neraca perdagangan yang kembali mencatatkan nilai surplus perlu disyukuri karena menjadi modal dalam menopang upaya pemulihan ekonomi nasional yang masih berlangsung," kata Agus via siaran pers, Selasa (21/6/2022).

Menurut Agus, sektor-sektor industri di Indonesia semakin agresif dalam memperluas pasar ekspornya seperti ke negara-negara Eropa, di antaranya Belanda, Jerman dan lainnya.

Sebab, sambungnya, negara-negara tersebut sedang terdampak soal pasokan barang akibat perang Rusia-Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper