Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) melihat saat ini tidak ada pengetatan yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri meski kasus Covid-19 sedang mengalami peningkatan.
Ketua Umum DPP Astindo Pauline Suharno menyampaikan bahkan beberapa negara tidak lagi memilih pengetatan perjalanan sebagai cara untuk menekan kasus virus yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.
“Kelihatannya hampir semua negara tidak lagi menganggap pengetatan perjalanan sebagai satu-satunya cara untuk menurunkan kasus. Dari beberapa bulan lalu di Thailand, Singapura, bahkan dengan kasus yang meningkat pun mereka tidak memperketat border malah mempermudah syarat masuk ke negara mereka,” ujar Pauline, Minggu (19/6/2022).
Data Covid-19 mencatat per 18 Juni 2022, kasus aktif meningkat 736 kasus sehingga total menjadi 8.062 kasus. Hari sebelumnya, 17 Juni 2022, kasus aktif tercatat sebanyak 7.326.
Kenaikan ini terjadi akibat kehadiran Omicron subvarian BA4 dan BA5 yang sudah terdeteksi masuk sejak akhir Mei 2022. Indonesia sendiri pun belum memberlakukan kembali pembatasan sosial.
Sementara itu, Pauline menyampaikan industri pariwisata sektor agen perjalanan atau travel agent terus tumbuh sejak kebijakan visa on arrival berlaku di Maret 2022.
Baca Juga
“Travel agent sudah membaik dan meningkat secara konsisten. Penjualan tiket pesawat saja dari seluruh travel agent di Indonesia di Maret-April sudah naik 3 kali lipat dibanding Januari-Februari 2022,” lanjut Pauline.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per April 2022 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 111.060 kunjungan. Sementara okupansi hotel klasifikasi bintang mencapai 34,23 persen dan hotel non bintang mencapai 17,40 persen.
Jumlah penumpang angkutan udara internasional pada April 2022 naik 55,77 persen.
Emiten pariwisata PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) turut mencatat peningkatan pemesanan tiket dari wisatawan mancanegara hingga Mei 2022 mencapai 4.500 pesanan.
“Kalau bicara tahun ini kita telah menerima 4.500 booking-an hingga Mei lalu, sejak VoA dibuka, booking-an langsung naik,” kata Sekretaris Perusahaan PANR AB Sadewa, Minggu (19/6/2022).
Membandingkan dengan tahun lalu, di mana pintu masuk masih ditutup sepenuhnya, yang artinya tidak ada kunjungan. Sadewa berharap tahun ini tidak akan ada pembatasan lagi.
Meski demikian, tidak serta-merta wisman tersebut langsung mengunjungi Indonesia. Dari 4.500 pesanan yang telah masuk tersebut pun masih terkendala dari aksesibilitas, yakni pesawat.
Pesawat dan Pariwisata Indonesia
Secara global, kata Sadewa, banyak rute perjalanan yang belum diaktifkan kembali. Masalah perawatan, harga avtur, bahkan SDM yang dimungkinkan menjadi penyebabnya.
“Untuk inbound sebetulnya perkara harga nggak jadi kendala buat mereka asalkan frekuensinya ditambah,” lanjut Sadewa.
Masalah tiket maupun ketersediaan pesawat menjadi satu kendala bagi pelaku pariwisata. Pasalnya Indonesia yang berbasis kepulauan mengandalkan pesawat sebagai moda transportasinya.
Terbatasnya jumlah pesawat, walaupun permintaan meningkat, namun jumlah pesawat masih sangat terbatas, hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang membuat pesawat-pesawat tersebut dirumahkan, bahkan SDMnya pun juga turut dirumahkan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat hanya sekitar 350 pesawat dari 550 pesawat yang baru beroperasi.
“Maskapai penerbangan saat ini juga telah melakukan revitalisasi, sekarang ada sekitar 350 pesawat yang beroperasi dari 550. Ini yang tentunya perlu kita sikapi karena banyak yang masih mengalami maintenance,” kata Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam keterangan resmi, Senin (13/6/2022).
Meski ada kenaikan harga tiket pesawat, Ketua Umum DPP Astindo Pauline yakin masih akan terus bertambah pesanan perjalanan terutama menjelang libur sekolah dan memasuki libur musim panas.
“Demand masih terus meningkat terutama di musim libur sekolah dan summer holiday. Hanya saja sedikit terkendala dengan tingginya harga tiket pesawat dan kurangnya frekuensi penerbangan,” kata Pauline.