Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lolos PKPU, Garuda (GIAA) Janji Cetak Laba 3 Tahun Mendatang, Catat!

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menjanjikan untuk bisa menjadi perusahaan yang mencetak laba hingga 3 tahun mendatang usai mencapai homologasi dalam proposal Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Jumat (17/6/2022).
Garuda Indonesia/istimewa
Garuda Indonesia/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menjanjikan untuk bisa menjadi perusahaan yang mencetak laba hingga 3 tahun mendatang usai mencapai homologasi dalam proposal Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Jumat (17/6/2022).

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio optimistis bahwa kinerja perseroan akan menunjukkan tren perbaikan pada tahun ini. Kedepannya selama jangka waktu hingga 3 tahun mendatang, Garuda akan menghasilkan profitabilitas.

“Kinerja membaik akhir tahun ini, kalau profitnya 2-3 tahun mendatang,” ujarnya, Jumat (17/6/2022).

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan untuk mencapai target menghasilkan profit tersebut, fokus utama perseroan adalah semakin banyak mengoperasikan jumlah pesawat yang serviceable. Kondisi ini juga bertepatan dengan meningkatnya jumlah permintaan untuk penerbangan baik domestik maupun internasional.

Insya Allah bisa [untung], makanya terbangnya pakai Garuda jangan yang lain. Jadi kami laba. Kalau nggak untung ngapain [mengajukan proposal perdamaian],” katanya.

Dalam rencana bisnisnya setelah proposal perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) disetujui, maskapai pelat merah tersebut segera menambah jumlah pesawat yang laik (serviceable) hingga sebanyak 70 pesawat.

Adapun dalam hasil pemungutan suara pada hari ini, mayoritas kreditur telah menyetujui proposal perdamaian yang diajukan oleh emiten berkode saham GIAA dan bakal dikukuhkan dengan putusan PKPU pada 20 Juni 2022 mendatang.

Dengan demikian, perseroan bersama dengan para lessor segera akan menambah jumlah pesawat serviceable untuk melayani kebutuhan publik.

"Kira-kira mendekati total 70 pesawat. Namun kita butuh waktu membuat pesawat tersebut serviceable," ujarnya.

Eksekusi penambahan jumlah pesawat ini akan disesuaikan dengan penambahan rute dan lain-lain.

Irfan juga memaparkan rencana bisnis dalam waktu dekat adalah fokus kepada rute domestik. Namun tentunya, tanpa mengesampingkan rute internasional untuk umrah, haji, dan juga fokus untuk kargo. Irfan menegaskan rute-rute yang diterbangkan adalah yang menguntungkan.

Prasetio menambahkan membutuhkan waktu untuk melakukan restorasi jumlah pesawat. Setelah ini, perseroan akan melaporkan kepada pemerintah dan memohon kepada pemerintah atas pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN). Prosedur tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Setelah itu baru kita bisa melakukan restorasi terhadap pesawat-pesawat sehingga tumbuh. Sekarang kan [jumlah pesawat] masih 30-an,” tekannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper