Bisnis.com, JAKARTA - Progres proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sudah mencapai sekitar 91 persen jelang soft launching pada Agustus 2022.
"Untuk progres mendekati 91 persen," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Urban Transport/LRT Jabodebek Ferdian Suryo Adhi, Senin (13/6/2022).
Ferdian menjelaskan bahwa pengujian integrasi seluruh sistem serta pekerjaan stasiun sekaligus depo masih berlangsung. Terkait dengan urusan sistemasi, integrasi seluruh sistem seperti persinyalan, sistem sarana, sistem informasi penumpang, sistem telekomunikasi, dan sistem instalasi listrik masih diuji coba.
Selain itu, Ferdian mengatakan penyelesaian pekerjaan terkait dengan aksesibilitas stasiun dilakukan secara bersamaan, sembari menyelesaikan proses perizinan/rekomendasi teknis dari pemerintah daerah setempat.
Tempat penyimpanan dan perawatan atau depo kereta LRT juga saat ini masih dalam proses penyelesaian. Khususnya pada area heavy maintenance dan light maintenance dan instalasi peralatan perawatan.
Sementara itu, moda LRT Jabodebek juga direncanakan bisa terintegrasi dengan beberapa moda transportasi jalan lainnya. Untuk di DKI Jakarta, LRT Jabodebek ditargetkan bisa terintegrasi dengan Transjakarta dan angkutan Jak Lingko.
Ferdian menyebut Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengajukan sejumlah re-routing beberapa trayek angkutan umum agar bisa mempermudah integrasi dengan LRT Jabodebek.
"Sementara waktu yang sudah berjalan yaitu integrasi dengan Trans Jakarta dan angkutan Jak Lingko (untuk area stasiun di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) serta integrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim," ujarnya.
Adapun, LRT Jabodebek akan beroperasi di 18 stasiun yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.