Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha logistik membidik rantai pasok halal seiring dengan potensi pasar penduduk muslim di Indonesia dan global yang membesar.
CMO Shipper Jessica Hendrawidjaja mengatakan pelaku logistik saat ini harus melakukan pembenahan dan inovasi untuk dapat mendukung dan menangkap keinginan industri e-commerce. Pasalnya e-commerce masih menjadi salah satu pendukung pertumbuhan utama sektor logistik.
Guna menangkap dan memperluas keinginan pasar, dia mengatakan telah memiliki rencana yang tidak hanya fokus berekspansi gudang secara regional tetapi juga mulai masuk ke sektor logistik halal. Salah satunya dengan menggandeng Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
“Kami juga mulai masuk ke logistik halal. Perkembangan Indonesia dengan muslim terbesar juga harus didukung dengan logistiknya. Salah satunya dengan menyediakan dan melayani gudang dengan sertifikasi halal,” ujarnya, Senin (13/6/2022).
Dengan menyediakan gedung bersertifikasi halal, dia berharap pelaku e-commerce dapat menggunakan dan mengirimkan barangnya dengan lebih nyaman. Shipper pun telah memiliki gudang bersertifikasi halal dengan luasan 10.000 meter persegi di enam kota.
Besarnya potensi pangsa pasar produk halal dibuktikan dengan data dari "The State of Global Islamic Economy Report 2022" yang menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen muslim untuk makanan, minuman, farmasi, dan gaya hidup halal mencapai US$2 triliun pada 2021.
Baca Juga
Dalam laporan ini, Indonesia menempati peringkat keempat dalam "The Global Islamic Economy Indicator". Meskipun berada di peringkat yang sama pada tahun lalu, Indonesia mengalami kenaikan signifikan di sektor makanan halal, naik dua peringkat ke posisi dua.
Berdasarkan data tersebut, dia memastikan perlunya pelaksanaan pergudangan dan logistik yang memisahkan produk halal dengan produk non-halal atau belum bersertifikasi halal. Pemisahan dilakukan dalam setiap proses mulai dari hulu ke hilir sesuai dengan standar halal Indonesia (HAS 23000) dan prinsip ketertelusuran halal (halal traceability) untuk memperkuat rantai pasok halal Indonesia. Sertifikasi halal produk menjadi salah satu cara agar pelaku usaha cepat naik kelas dan produknya memiliki daya saing sehingga dapat memperluas akses pasar baik domestik maupun luar negeri.
Senior Vice President B2B Fulfillment Shipper memerinci bahwa Shipper menyediakan total 10.000 meter persegi gudang di enam lokasi yaitu Medan, Palembang, Tangerang, Semarang, Surabaya, dan Makassar untuk memfasilitasi pelaku industri yang memiliki produk untuk disimpan dan didistribusikan sesuai dengan standar halal.
Dengan demikian, Pelaku industri tidak perlu membangun gudang sendiri dan menyertifikasi gudang tersebut untuk mendapat sertifikasi halal. Mereka juga dapat mengetahui seluruh aktivitas pergudangan dan logistik secara real-time dengan teknologi Shipper.
Dalam aktivitas pergudangan, Shipper melakukan tiga hal untuk menjaga kualitas kehalalan produk. Pertama, menyeleksi barang untuk memastikan semua barang yang diterima di gudang Shipper sudah memiliki dokumen sertifikat halal. Kedua, memeriksa barang datang (inbound) dengan memastikan semua barang yang diterima sesuai dengan daftar barang merek halal. Pemeriksaan ini meliputi kondisi kemasan, kuantitas, informasi nama bahan, negara produsen, tanggal kadaluarsa, logo halal, dan kendaraan yang digunakan bersih dan bebas haram/najis.
Ketiga, memastikan dan menjamin selama proses penyimpanan dan penanganan barang tidak terkontaminasi bahan haram/najis. Selain itu karyawan Shipper pun dilarang makan di tempat penyimpanan sehingga barang yang disimpan aman dari kontaminasi.
Sedangkan, penerapan standar halal dalam aktivitas logistik Shipper yaitu dengan memastikan dan menjamin kendaraan yang digunakan untuk mengirim barang tidak digunakan untuk mengirim barang haram/najis. Kendaraan juga terjaga kebersihannya dengan pengecekan secara berkala.