Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman meramal cadangan devisa Indonesia akan mencapai kisaran US$130 miliar—US$140 miliar pada akhir tahun 2022.
Posisi cadangan devisa tersebut diproyeksi merosot dari posisi cadangan devisa pada akhir 2021 yang mencapai US$144,9 miliar. Menurutnya, capaian tersebut didorong oleh neraca transaksi berjalan yang diperkirakan akan mencatat surplus kecil sebesar 0,03 persen dari PDB.
“Kami perkirakan surplus barang pada neraca transaksi berjalan tahun ini cenderung menyusut karena impor akan menyusul ekspor. Defisit jasa juga cenderung melebar,” katanya, Rabu (8/6/2022).
Sementara itu, dia menilai tren kenaikan harga komoditas, khususnya batu bara dan kelapa sawit (crude palm oil/CPO) masih terus berlanjut. Hal ini menopang surplus barang dan surplus transaksi berjalan untuk beberapa waktu.
Di sisi lain, lanjutnya, faktor yang membatasi surplus menurut Faisal adalah lonjakan harga minyak karena Indonesia merupakan negara net importir minyak.
Dia memperkirakan neraca keuangan tahun ini kemungkinan besar akan menghadapi beberapa risiko penurunan dikarenakan potensi aliran keluar modal asing selama periode pemulihan ekonomi.
Baca Juga
“Risikonya termasuk gangguan rantai pasokan global yang semakin parah dan tekanan inflasi akibat perang Rusia-Ukraina, yang berpotensi memicu normalisasi moneter global yang lebih cepat dan lebih hawkish daripada yang diantisipasi,” jelasnya.
Kondisi ini kata Faisal memicu sentimen flight to quality atau risk-off di pasar portofolio Indonesia, khususnya di pasar obligasi pemerintah.