Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Keuangan AS Akui Salah Prediksi Soal Inflasi

Yellen melakukan pertemuan dengan Presiden Joe Biden dan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di Gedung Putih untuk membahas inflasi.
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS). Inflasi AS menyentuh level 7,9 persen pada Februari 2022, sekaligus level tertinggi sejak tahun 1982./Bloomberg
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS). Inflasi AS menyentuh level 7,9 persen pada Februari 2022, sekaligus level tertinggi sejak tahun 1982./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengungkapkan jika dirinya salah menilai bahwa inflasi tidak akan menimbulkan masalah yang berkelanjutan.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (1/6/2022), dia tidak pernah menyangka bahwa ada banyak kejutan yang memukul perekonomian sehingga membuat harga energi dan pangan melambung tinggi.

"Saya salah tentang jalannya inflasi,” kata Yellen dalam sebuah wawancara yang ditayangkan CNN pada Selasa.

Penyebaran varian Covid baru, lockdown di China, dan peperangan Rusia di Ukraina telah memberikan kejutan pada perekonomian.

Pada hari itu Janet Yellen melakukan pertemuan dengan Presiden Joe Biden dan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di Gedung Putih untuk membahas inflasi.

“Ada kejutan besar dan tak terduga pada ekonomi yang telah mendorong harga energi dan pangan dan kemacetan pasokan yang telah memengaruhi ekonomi kita dengan buruk yang pada saat itu saya tidak sepenuhnya mengerti," ujarnya.

Ketika ditanya apakah AS sudah menghadapi inflasi terburuk, Yellen menjawab inflasi inti sudah menurun.

Inflasi inti, acuan yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi, menunjukkan penurunan menjadi 6,2 persen pada April dan diprediksi akan melandai dalam beberapa bulan mendatang.

Kendati demikian, Yellen mengatakan larangan impor minyak dari Rusia oleh negara Eropa akan membuat harga minyak global semakin terkerek. "Kami tidak bisa mengesampingkan kejutan lebih lanjut," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper