Bisnis.com, JAKARTA - Tren pembiayaan hijau dinilai akan mengancam keberlangsung rencana investasi jangka panjang di sektor batu bara. Pasalnya, proyek-proyek di sektor batu bara yang membutuhkan pendanaan besar menjadi tidak menentu.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan dengan berkurangnya akses kredit untuk sektor pertambangan akan berpengaruh terhadap proyek pengembangan smelter, gasifikasi batu bara yang merupakan proyek dengan kebutuhan anggaran investasi yang besar.
"Investasi jangka panjang yang keekonomiannya sulit itu pasti pembiayaannya akan sulit," katanya, Jumat (27/5/2022).
Kendati demikian, Hendra menuturkan pada saat ini perusahaan-perusahaan tambang batu bara telah menerapkan aspek environmental, sosial, governance (ESG) sebagai salah satu langkah untuk mendapatkan akses pendanaan dari perbankan.
Di samping itu, pendanaan di sektor tambang batu bara akan bergantung pada outlook dari industri tersebut. Menurutnya, sektor tambang batu bara masih memiliki outlook yang baik dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan.
"Perusahaan pasti memperlihatkan kinerjanya yang berdasarkan ESG, tapi memang pendanaan makin terbatas," jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Hendra mengatakan untuk jangka pendek, industri tambang batu bara dapat menjadi satu-satunya sektor yang menarik bagi sektor perbankan.
Pasalnya, dengan harga komoditas yang baik dan juga kinerja perusahaan-perusahaan tambang batu bara yang gemilang, maka dapat menjadi peluang yang baik untuk industri perbankan mengucurkan dana segarnya.
"Semua industri kalau mau mendapatkan kredit tentu kinerja perusahaan, selain itu tergantung outlook industrinya saat ini, kan outlook-nya bagus sekali. Seharusnya bank melihat ini peluang karena industri mana lagi yang paling bagus selain batu bara," ungkapnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia yang diperoleh Bisnis, posisi kreddit investasi yang disalurkan ke sektor pertambangan dan penggalian per April 2022 tercatat hanya Rp83 triliun, kendati tercatat tumbuh 67,2 persen secara tahunan.
Pertumbuhan nilai kredit investasi di sektor tambang batu bara tercatat yang paling besar jika dibandingkan dengan sektor lainnya, namun sektor itu masih berada di urutan dua terbuncit setelah sektor jasa-jasa yang hanya Rp79,9 triliun.