Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Baja Dunia Terkoreksi 5,1 Persen Bulan Lalu

Pada April 2022 terjadi penurunan produksi baja kasar dunia sebesar 5,1 persen, melanjutkan tren pemangkasan output pada Maret 2022 sebesar 5,7 persen.
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO - Fakhri Hermansyah
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO - Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Baja Dunia atau Worldsteel melaporkan bahwa produksi baja kasar dunia melanjutkan tren penurunan pada bulan lalu dengan koreksi sebesar 5,1 persen menjadi 162,7 juta ton. Pada Maret 2022 juga terjadi penurunan produksi baja kasar dunia sebesar 5,7 persen menjadi 142,7 juta ton.

Penurunan produksi merata terjadi di seluruh regional, dengan koreksi paling dalam tercatat terjadi di Rusia, Commonwealth Independent States (CIS), dan Ukraina sebesar 18,4 persen menjadi 7,3 juta ton. Penurunan produk yang cukup dalam disinyalir karena terdampak perang Rusia-Ukraina yang belum juga mereda. Kedua negara tersebut diketahui merupakan dua dari produsen utama baja dunia.

Sementara itu, penurunan produksi juga terjadi di Afrika sebesar 5,4 persen menjadi 1,2 juta ton. Di Asia dan Oseania, regional produsen baja terbesar, penurunan tercatat sebesar 4 persen menjadi 121,4 juta ton.

Di Uni Eropa, koreksi angka produksi sebesar 5,4 persen menjadi 12,3 juta ton. Adapun di negara Eropa lainnya, produksi bulan lalu tercatat sebesar 4,2 juta ton, turun 0,5 persen.

Sementara itu, Timur Tengah memproduksi 3,3 juta ton baja, turun 14,5 persen, Amerika Utara menghasilkan 9,4 juta ton atau turun 5,1 persen. Sedangkan Amerika Selatan menghasilkan 3,6 juta ton baha, turun 4,8 persen.

"China memproduksi 92,8 juta ton [baja] pada April 2022, turun 5,2 persen," tulis Worldsteel dalam keterangannya, dikutip Kamis (26/5/2022).

Sementara itu, India memproduksi 10,1 juta ton, naik 6,2 persen. Adapun, Jepang memproduksi 7,5 juta ton, turun 4,4 persen, dan Amerika Serikat menghasilkan 6,9 juta ton, turun 3,9 persen.

"Rusia diperkirakan telah menghasilkan 6,4 juta ton, naik 0,6 persen," lanjutnya.

Selain India dan Rusia, kenaikan produksi juga terjadi di Turki sebesar 1,6 persen menjadi 3,4 juta ton. Di negara lain, seperti Korea Selatan dan Brasil tercatat penurunan sebesar masing-masing 4,1 persen menjadi 5,5 juta ton, dan 4 persen menjadi 2,9 juta ton.

"Iran diperkirakan telah menghasilkan 2,2 juta ton, turun 20,7 persen."

Menurut catatan Worldsteel, produksi baja kasar Indonesia sepanjang tahun lalu tercatat sebesar 12,5 juta ton, turun 2,9 persen dibandingkan 2020 sebesar 12,9 juta ton. Adapun, menurut data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) kapasitas terpasang industri baja Indonesia tercatat sebesar 19,6 juta ton pada 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper