Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia mendapat tawaran dari International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk menjadi anggota dewan ICAO.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai tawaran menjadi anggota dewan ICAO ini merupakan kejutan karena tidak direncanakan sebelumnya. Menurutnya, hal tersebut juga menjadi pengakuan kemajuan sektor penerbangan di dunia internasional.
Menhub menjelaskan bahwa tawaran ini akan ditindaklanjuti melalui proses ratifikasi oleh ICAO untuk meminta masukan kepada negara-negara anggota dewan ICAO.
"Kita tunggu hasil ratifikasinya. Mudah-mudahan ini dapat membawa kabar baik bagi kemajuan industri penerbangan nasional maupun secara regional di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis (19/5/2022).
Menhub menjelaskan Indonesia terus berkomitmen memajukan industri penerbangan nasional, baik dari aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan. Menurut Menhub, tawaran ini merupakan hal yang membanggakan, mengingat ICAO adalah organisasi yang sangat konservatif atau hati-hati terhadap aspek-aspek tersebut.
“Menurut saya ICAO melihat adanya kemajuan itu. Bayangkan ada ratusan ribu penerbangan nasional yang kita layani. Itu tidak sederhana tetapi kita mampu mengontrol itu,” imbuhnya.
Tawaran ini tentunya menjadi hal yang menggembirakan juga bagi seluruh stakeholder penerbangan baik operator bandara, maskapai penerbangan, regulator, dan unsur terkait lainnya.
Indonesia pernah menjadi anggota Dewan ICAO Kategori III dari 1962 sampai dengan 2001. Kategori III merupakan perwakilan negara-negara yang memiliki wilayah geografis yang luas.
Selain itu, Menhub bersama Presiden ICAO juga membahas rencana penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi sektor penerbangan di Indonesia, yang akan menjadi rangkaian kegiatan Presidensi Indonesia di KTT G20.
"Kami akan mengkampanyekan kebangkitan industri penerbangan nasional dan juga dunia dengan mengundang para pelaku industri penerbangan di berbagai negara,” katanya.