Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom : Lonjakan Inflasi Mulai Gerus Optimisme Masyarakat Menengah Bawah

Penurunan ini terindikasi dari IKK pada April 2022 untuk pendapatan/pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta yang turun menjadi 100,2 pada April dibandingkan bulan sebelumnya.
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Optimisme konsumen pada periode ke depan diperkirakan berpotensi mengalami penurunan, sejalan dengan ancaman inflasi yang meningkat tinggi.

“Memang ada peluang IKK [Indeks Keyakinan Konsumen] akan melakukan penyesuaian [menjadi lebih rendah], terutama untuk kelompok pendapatan untuk kelas menengah ke bawah,” kata Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet kepada Bisnis, Rabu (11/5/2022).

Yusuf mengatakan, hal ini terindikasi dari IKK pada April 2022 untuk pendapatan/pengeluaran Rp1 juta hingga Rp2 juta yang mencapai 100,2.

Angka tersebut kata dia relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi IKK pada bulan sebelumnya.

“Pada April kita ketahui bersama laju inflasi mengalami peningkatan, tentu penurunan IKK untuk kelompok kelas pendapatan ini sedikit banyak ada pengaruhnya dari kondisi inflasi ini. Jadi secara umum pengaruh inflasi ke IKK paling besar akan berdampak ke kelas pendapatan bawah,” jelasnya.

Adapun, BI mencatat IKK pada April 2022 sebesar 113,1, meningkat dari 111,0 pada bulan sebelumnya.

Peningkatan IKK didorong oleh meningkatnya persepsi konsumen terhadap ekonomi saat ini, terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) April 2022 yang tercatat sebesar 98,9, lebih besar dari 93,9 pada bulan sebelumnya.

Di samping itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi ke depan juga tetap berada di level optimis meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya, ditopang terutama oleh ekspektasi penghasilan.

Untuk mengantisipasi penurunan optimisme konsumen ke depan, Yusuf mengatakan langkah yang harus dilakukan pemerintah terutama untuk menangkal dampak inflasi bagi masyarakat kelas bawah adalah dengan menjaga laju inflasi pada level yang tidak terlalu tinggi.

“Salah satu yang perlu diperhatikan dalam menjaga level inflasi ini adalah harga pangan karena basket pangan ini yang merupakan salah satu penyumbang basket inflasi terbesar nasional,” katanya.

Dia menambahkan, penyesuaian kebijakan fiskal terutama untuk bantuan perlindungan sosial perlu menjadi perhatian pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper