Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia mengundang semua pihak, termasuk komunitas internasional untuk mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink 2030.
Pasalnya, pencapaian komitmen tersebut akan berdampak besar pada upaya global untuk mengendalikan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang menyebabkan bencana perubahan iklim global. Dalam kesempatan itu, 13 negara hadir dalam forum diskusi terkait Indonesia's FOLU Net Sink 2030.
“Keterlibatan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, pelaku usaha, dan juga kemitraan akan mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink,” kata Ketua Delegasi Republik Indonesia Agus Justianto saat sesi diskusi pada pertemuan tahunan UNFF (United Nation Forum on Forest) ke-17 tahun 2022, di New York, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (10/5/2022).
Indonesia’s FoLU Net Sink menargetkan penyerapan emisi GRK dari sektor hutan dan penggunaan lahan (Forestry and other Land Use/FoLU) sudah lebih tinggi dibandingkan emisinya pada 2030.
Indonesia’s FoLu Net Sink menjadi bagian dari dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) dan Long Term Strategies for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) yang dirancang Indonesia sebagai kontribusi mencapai tujuan Paris Agreement yaitu menahan kenaikan temperatur global.
Plt Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Ruandha Agung Sugardiman menjelaskan pembiayaan untuk mencapai Indonesia’s FoLu Net Sink bisa berasal dari berbagai sumber konvensional seperti APBN, APBD, atau investasi swasta.
Baca Juga
“Pendanaan juga bisa berasal dari pasar karbon dalam negeri maupun internasional serta pembayaran berbasis kinerja REDD+,” kata Ruandha.
Dia mengungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya telah menerbitkan Rencana Operasional Indonesia’S FoLU Net Sink 2030 yang memandu secara rinci langkah-langkah untuk mencapai komitmen tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Indroyono Soesilo mengatakan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) siap mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink.
Indroyono mengatakan saat ini sejumlah aksi pengelolaan hutan yang sudah dilakukan sesuai dengan Rencana Operasi Indonesia’s FoLU Net Sink, misalnya perbaikan pengelolaan gambut dan pengembangan hutan tanaman.
“Contoh lain adalah implementasi teknik reduce impact logging [RIL] yang bisa menekan emisi GRK hingga 50 persen dibandingkan praktik biasa pada pemanfaatan kayu dari hutan alam,” katanya.