Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengoptimalkan skema pengaturan manajemen rekayasa lalu lintas One Way dan Ganjil Genap selama Angkutan Lebaran 2022 (1443 H) untuk menghindari kemacetan.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menuturkan implementasi skema One Way dan Ganjil Genap tersebut sejak pertama diterapkan pada Kamis (28/4/2022). Hingga Jumat (29/4/2022), kebijakan tersebut cukup mampu menghindari kemacetan di sepanjang KM 47 (Tol Jakarta-Cikampek) sampai dengan KM 414 (Gerbang Tol Kalikangkung).
“Kami terus berkoordinasi dengan Kepolisian sebagai pelaksanan teknis di lapangan. Koordinasi ini kami lakukan secara berkala untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan lainnya selama pemberlakuan One Way dan Ganjil Genap," unarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (30/4/2022).
Dia juga berharap dengan adanya kebijakan ini terus dapat membantu kelancaran arus lalu lintas selama angkutan lebaran.
Salah satu pemudik, Kila, yang berangkat dari Jakarta menuju Kaliwungu, Semarang mengatakan bahwa ia hanya memerlukan waktu tempuh 5 jam 30 menit untuk dapat tiba di kampung halamannya.
“Perjalanan cukup lancar mungkin karena adanya kebijakan satu arah maupun Ganjil Genap. Cuma sempat perjalanan tersendat di jalur kiri karena ada pengemudi yang mau putar balik,” ujarnya.
Baca Juga
Menanggapi respon masyarakat tersebut, Dirjen Budi meminta masyarakat untuk tetap memperhatikan kondisi kendaraan dan fisiknya sebelum berkendara jarak jauh.
“Yang terpenting juga, kami harapkan masyarakat dapat mematuhi rambu-rambu lalu lintas maupun arahan petugas di lapangan agar perjalanan tetap lancar dan tanpa hambatan. Kami akan terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” jelas Dirjen Budi.
Sementara itu, akademisi dari ITB Sony S Wibowo mengatakan kemacetan saat mudik adalah sesuatu yang tidak mungkin dihindari. Menurutnya dengan semakin banyak jalan tol dibangun untuk mudik maka semakin banyak kendaraan pribadi digunakan saat mudik. Dengan demikian, macet pun tetap akan terjadi. Selain itu, membangun banyak tol hanya untuk mudik adalah bukan cara yg bijak karena jalan tol tersebut menjadi mubazir di luar mudik.
Kemacetan jelas membuat perjalanan menjadi tidak nyaman, membuat stress, dan melelahkan, terutama kelelahan hati. Karena kemacetan menjadi sesuatu yang sulit dihindari maka agar hati tdk depresi saat mudik perlu yang namanya manajemen kemacetan. Intinya, manajemen kemacetan adalah bentuk persiapan hati utk menghadapi hal-hal buruk yang pasti akan datang.
Bentuk manajemen hati untuk persiapan teknis dasar utk menghadapi kemacetan, seperti menjaga BBM tidak kurang dari setengahnya sebelum sampai ke titik yang biasa macet, fisik yang prima, pakaian yang nyaman, makanan yang cukup, dan link kanal informasi resmi tentang laporan mudik.
Kemudian bersiap menikmati mudik seperti rencana membuat reportase macet untuk konten media sosial pribadi, rencana mengabadikan pemandangan di sepanjang jalan. Yang ketiga adalah selalu bersiap secara mental untuk menerima macet.
"Pemudik cerdas adalah pemudik yang dapat melakukan manajemen kemacetan dengan baik," katanya.