Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Investasi Ditingkatkan: Ini Rebutan Antar Negara

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya hingga kepala daerah agar tidak tertinggal untuk menarik investasi masuk ke Indonesia.
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai seluruh negara di berbagai belahan dunia saling memperebutkan investor untuk mendorong perekonomian masing-masing Negaranya.

Jokowi pun menginstruksikan jajarannya hingga kepala daerah agar tidak tertinggal untuk menarik investasi masuk ke Indonesia.

"Tingkatkan investasi yang akan ciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Ini rebutan antar negara. Kalau pelayanan perizinan kita belum cepat, segerakan percepat layani semua yang berkaitan dengan investasi," kata Jokowi dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (28/4/2022)

Jokowi menilai peran investasi sangat penting dalam mendorong perekonomian serta mengurangi pengangguran di Tanah Air, sebab ekonomi nasional tidak cukup hanya menggantungkan nasib dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) maupun anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

"Kita tidak dapat lagi bergantung pada APBN dan APBD. Hati-hati ini," imbuhnya.

Jokowi pun mendorong jajarannya untuk kreatif mencari sumber pembiayaan baru yang inovatif, dengan terus meningkatkan kemudahan berusaha dan daya tarik investasi.

Sekadar informasi, Jokowi telah menyusun rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2023 yang berisi target dan sasaran perekonomian hingga rencana pembangunan pada tahun depan. Tema RKP tersebut adalah Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan bisa tumbuh ke level 5 persen pada tahun depan.

"Target sasaran pembangunan dalam rancangan awal RKP 2023 adalah pertumbuhan ekonomi 5,3—5,9 persen," kata Suharso.

Dia melanjutkan, tingkat kemiskinan Indonesia yang sempat naik akibat pandemi Covid-19 diharapkan bisa kembali turun pada tahun depan, setidaknya bisa mencapai level 7,5 persen.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,5 juta per September 2021 atau 9,71 persen secara persentase.

Tak hanya kemiskinan, pemerintah juga berharap tingkat pengangguran terbuka bisa turun ke level 5,3—6 persen pada 2023. Adapun, saat ini tingkat pengangguran terbuka Indonesia hingga Agustus 2021 sebesar 6,49 persen.

Sasaran pembangunan lainnya adalah tingkat rasio gini yang diharapkan bisa turun ke level 0,375 pada tahun depan. Serta Indeks Pembangunan Manusia menuju ke level 73,31.

Pemerintah juga berencana untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi 27,02 persen, sedangkan nilai tukar petani 103-105 dan nilai tukar nelayan 106-107.

"Berbagai indikator penting pembangunan terus menunjukkan perbaikan dan ini menunjukkan optimisme bagi kita semua untuk melakukan percepatan pemulihan dan tumbuh sehingga mampu menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Suharso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper