Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Logistik (Kalog) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2022.
Pada tahun ketiga pandemi ini, KAI Logistik menargetkan pendapatan untuk tumbuh ke Rp1,158 triliun. Pada 2021, KAI Logistik meraup pendapatan sebesar Rp997 miliar.
"Kita targetkan tumbuh 16 persen tahun ini. InsyaAllah tercapai," kata Direktur Utama KAI Logistik TLN Ahmad Malik Syah, Selasa (27/4/2022).
Malik mengatakan target pertumbuhan pada 2022, apabila tercapai, maka sudah kembali ke level prapandemi. Pada 2019, pendapatan KAI Logistik mencapai Rp1,049 triliun.
"Jadi [target] 2022 ini sudah kembali ke atas level sebelum pandemi," ujarnya.
Malik lalu menuturkan bahwa angkutan barang menjadi salah satu tumpuan di KAI Group selama dua tahun pertama pandemi yakni 2020-2021. Hal tersebut sejalan dengan menurunnya pergerakan atau jumlah angkutan penumpang.
Baca Juga
Kontribusi pendapatan terbesar angkutan barang KAI Logistik berasal dari angkutan petikemas, bongkar muat batu bara, ritel, dan keterminalan.
Pada awal 2022, KAI mencatat bahwa kinerja angkutan barang pada kuartal I/2022 tumbuh sebesar 14,4 persen secara tahunan (yoy). Pada tiga bulan pertama 2022, KAI mengangkut sebanyak 12,7 juta ton barang, naik 14,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, atau kuartal I/2021 sebanyak 11,1 juta ton barang.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan kenaikan volume angkutan barang salah satunya terjadi pada Maret 2022, yakni terdapat angkutan 4,8 juta ton barang. Nilai angkutan tersebut naik 20,2 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm) dari Februari 2022 sebanyak 4,0 juta ton barang.
"Angkutan barang KAI pada Maret 2022 didominasi oleh angkutan batubara sebanyak 3,8 juta ton, petikemas 408.000 ton, dan semen 309.000 ton," kata Joni, dikutip dari siaran pers, Kamis (14/4/2022).
Adapun, peningkatan terbesar angkutan barang KAI pada Maret dibandingkan dengan Februari yaitu pada komoditas batu bara dengan kenaikan 642.000 ton atau 20,6 persen; petikemas naik 66.000 ton atau 19,5 persen; dan BBM naik 43.000 ton atau 24,3 persen.
“Meningkatnya kinerja angkutan barang ini disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya bertambahnya frekuensi perjalanan kereta api barang, faktor cuaca, dan lainnya,” jelas Joni.
Joni menegaskan angkutan barang masih menjadi tumpuan bisnis KAI di tengah mulai pulihnya sektor angkutan penumpang. KAI juga optimistis dapat menumbuhkan kinerja di sektor optimalisasi aset untuk menopang bisnis KAI secara keseluruhan.