Bisnis.com, JAKARTA- Buntut dari arahan Presiden Jokowi yang akan menyetop ekspor bahan baku minyak goreng membuat anjlok harga tandan buah segar (TBS) petani sampai 35-45 persen.
Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan data terkini soal harga TBS dari tadi pagi hingga sore ini terpantau makin menurun mencapai 60 persen.
“Harga TBS gawat darurat, tolong presiden. Harga sudah anjlok ke Rp.1.600 dari sebelumnya Rp.3.850/Kg TBS. Hampir merata anjloknya di 22 provinsi sawit. PKS dan RAM [Pengumpul TBS] sudah pada menolak TBS petani, bahkan ada yang sudah tutup,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (25/4/2022).
Gulat meminta pemerintah segera mengumumkan rincian peraturan tentang pelarangan minyak goreng tersebut. Agar hal tersebut dapat memperbaiki keadaan harga TBS petani sawit.
Berdasarkan informasi pejabat Kementerian Perdagangan, usai pidato Presiden Jokowi pada Jumat (22/4/2022), langsung menyusun rapat koordinasi terbatas dengan Kemenko dan empat Menteri teknis terkait. Rakortas berlangsung pada Minggu (24/4/2022) yang diketahui membahas larangan ekspor minyak goreng.
Adapun lintas kementerian yang hadir pada rapat tersebut adalah Menko (Menteri Koordinator) Ekonomi Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, hingga Dirut Perum Bulog Budi Waseso.
Baca Juga
“Harapan bagi petani akan adanya perbaikan harga TBS dari hasil rakortas tersebutpun berbuah hasil, namun sayang hingga saat ini belum diumumkan sehingga semakin membuat kekcauan dan tak terkendali,” ujarnya.
Berdasar video yang dikirimkan Gulat kepada Bisnis, saat ini banyak petani sawit tidak bisa menjual TBS-nya kepada pabrik dikarenakan puluhan pabrik tutup. Terlihat puluhan truk yang memuat TBS berjejer tidak bisa dijual.
“Ngeri kami. PKS [pabrik kelapa sawit] di Riau, tutup paling tidak 20 PKS. Di Jambi, Kalteng, Sumsel dan Lampung,” ucapnya.