Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Migas Kuartal I/2022 di Bawah Target, Ini Kata Pengusaha

Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) menjelaskan alasan produksi migas yang di bawah target pada kuartal I/2022.
Perusahaan migas melakukan ekplorasi di tengah laut./ Antara - Moch Asim
Perusahaan migas melakukan ekplorasi di tengah laut./ Antara - Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) mengatakan rendahnya realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas bumi nasional sepanjang kuartal pertama 2022 disebabkan karena torehan investasi pada sektor hulu yang tidak optimal.

Direktur Aspermigas Moshe Rizal mengatakan serapan investasi yang minim pada sektor hulu itu membuat proses pengeboran dan pengerjaan ulang sekaligus perawatan sumur Migas terpasang menjadi lambat. Malahan, kegiatan produksi di sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar tidak optimal karena keterbatasan investasi.

“Masing-masing perusahaan itu punya strategi masing-masing tergantung dari kondisi keuangan mereka, Pertamina juga kondisi keuangannya terbatas yang membuat mereka sulit untuk meningkatkan investasinya untuk meningkatkan kembali produksinya,” kata Moshe, Jumat (22/4/2022).

Menurut Moshe, sebagian besar lapangan Migas saat ini berusia tua yang membutuhkan pemugaran untuk dapat meningkatkan kembali kapasitas produksi terpasang. Dengan demikian, tertahannya aliran investasi akibat fluktuasi harga minyak bumi di pasar dunia diproyeksikan akan menghambat upaya peningkatan produksi atau lifting Migas nasional di triwulan berikutnya.

“Seperti Pertamina itu mereka membutuhkan partner investor jadi mereka harus lebih giat lagi mencari mitra untuk berbagi risiko dan biaya sehingga yang tadinya bisa dipenuhi oleh kapasitas keuangan sendiri bisa dipenuhi oleh partner investor, itu yang harus ditekankan,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas bumi nasional sepanjang kuartal pertama 2022 masih di bawah target.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan belum optimalnya realisasi lifting minyak dan gas bumi nasional itu disebabkan karena dampak bawaan dari pandemi dan sejumlah penghentian operasi yang tidak terencana (unplanned shutdown) sepanjang 2021.

“Produksi dan lifting kita masih terkendala terutama entry point yang sangat rendah di awal 2022 karena dampak dari pandemi itu di kuartal satu kita loss di sana sekitar 20 ribu barel per hari (bph) kemudian mostly juga dampak dari unplanned shutdown,” kata Dwi saat Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, Jumat (22/4/2022).

Berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang triwulan pertama 2022, realisasi lifting minyak mencapai 611,7 ribu bph atau lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.

Selain itu, realisasi lifting gas sepanjang triwulan pertama tahun ini di angka 5.321 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari target yang dipatok pemerintah sebesar 5.800 MMSCFD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper