Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan tingkat okupansi hotel di Asia ke level pra pandemi diperkirakan baru terjadi pada 2025. Hal ini didukung dengan kebijakan pelonggaran yang diterapkan di sejumlah negara mulai tahun ini.
Executive Director, Valuation & Advisory Services, Colliers Asia, Govinda Singh menyebutkan pemulihan tingkat okupansi hotel di Asia baru akan kembali pada level sebelum pandemi Covid-19 pada 2025. Sementara itu, pendapatan harian rata-rata akan kembali seperti saat sebelum pandemi pada 2023.
“Pemulihan akan dimulai pada tahun 2023, berkat adanya kebijakan pemerintah untuk melonggarkan aturan perjalanan dan adanya kemudahan tes [antigen atau PCR] selama tahun 2022,” jelas Singh dalam kajian dari Colliers Asia yang diterima Bisnis, Selasa (19/04/2022).
Berdasarkan laporan tersebut, pemulihan akan dipimpin oleh sektor leisure kemudian diikuti oleh bisnis dan meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE). Sebaliknya jika dilihat dari tipe properti, resor akan mendahului pemulihan dan diikuti oleh urban dan hotel yang mengandalkan segmen bisnis.
Laporan Colliers menyatakan bisnis hotel yang mengandalkan permintaan domestik akan mengalami pemulihan lebih cepat karena mobilitas turis asing masih membutuhkan waktu untuk bergerak naik. Tetapi, laporan tersebut menggarisbawahi bahwa hotel tidak boleh hanya mengandalkan satu pasar saja karena rawan bergejolak.
Di sejumlah negara, Colliers menemukan beberapa hotel sudah mampu kembali mengimplementasikan harga sebelum pandemi Covid-19. Sayangnya, pasokan yang terbatas dan ketersediaan tenaga kerja memaksa pengusaha hotel untuk menerapkan kenaikan harga. Segmen pemerintah juga diprediksi bakal menggenjot pemulihan industri perhotelan di Asia pada semester II/2022.
Berdasarkan data dari STR tingkat okupansi hotel di kawasan Asia Pasifik pada 2021 hanya naik 4 persen year-on-year dibandingkan dengan 2020 dengan tingkat okupansi 48,7 persen.
Sementara itu, pendapatan harian rata-rata hanya naik 4,7 persen yoy menjadi US$33. Pendapatan hotel tersebut masih jauh dari pendapatan rata-rata harian tahun 2019 yang mencapai US$67.