Bisnis.com, JAKARTA — Anantara Energy Holdings Pte Ltd perusahaan patungan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bakal membangun mega proyek PLTS dengan kapasitas 3,5 gigawatt (GW) solar photovoltaic (PV) dan 12 Giga Watt hour (GWh) sistem penyimpanan baterai di Kepulauan Riau dengan nilai investasi mencapai US$5 miliar atau setara dengan Rp71,8 triliun.
Rencananya, mega proyek itu bakal dikerjakan secara bertahap pada awal 2025 hingga 2030 mendatang. Komitmen proyek energi baru terbarukan atau EBT itu tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh perusahaan patungan yang terdiri dari Quantum Power Asia, ib vogt, dan Union Energy Corporation bersama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di KBRI Singapura, Selasa (19/4/2022).
“Kami berencana untuk berinvestasi lebih dari US$5 miliar atas keseluruhan proyek ini, dengan rencana kapasitas terpasang mencapai 3,5 gigawatt di atas lahan sekitar 4.500 hektar di provinsi Kepulauan Riau yang digabungkan dengan sistem penyimpanan baterai 12 GWh,” kata Global Managing Director of ib vogt Anton Milner saat mengadakan konferensi pers daring, Selasa (19/4/2022).
Menurut Milner, mega proyek itu bakal menjadi salah satu pekerjaan instalasi paling kompleks di dunia. Alasannya selain skala energi yang terpasang relatif besar, infrastruktur kabel laut yang akan mengalirkan listrik dari Kepulauan Riau ke Singapura juga relatif dalam.
“Sistem penyimpanan baterai akan kita letakan di kedalaman 50 kilometer dan kabel laut untuk menyalurkan listrik ke Singapura, ini sebuah proyek bertaraf internasional, sangat menyenangkan,” tuturnya.
Nantinya, proses pengerjaan mega proyek itu bakal menyerap sekitar 10.000 pekerja langsung. Sementara pekerja tidak langsung ditaksir dapat terserap hingga 40.000 orang. Harapannya, mega proyek itu juga dapat meningkatkan perekonomian Provinsi Kepulauan Riau ke depan.
Baca Juga
“Saya pikir Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, potensi itu juga akan distimulasikan lewat program ini. Indonesia telah meningkatkan kapasitas listrik mereka dengan pesat, saya dengar mereka berencana mengurangi Co2 menjadi 41 persen pada proyek ini yang sebelumnya dipatok 29 persen,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan rencana pemerintah akan membangun PLTS di wilayahnya agar listriknya bisa diekspor ke Malaysia dan Singapura.
Dia mengatakan pembahasan terkait pembangkit listrik berbasis EBT itu telah dilakukan akhir tahun lalu dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kami sudah sampaikan dengan Pak Menteri, kami siap. Waktu itu juga beliau mengatakan Riau ini juga digunakan untuk EBT bisa kita ekspor ke Malaysia dan Singapura,” katanya pada puncak hari jadi pertambangan dan energi ke-76 secara virtual, Kamis (30/9/2021).
Lebih lanjut, Menko Luhut menunjuk Dumai sebagai lokasi pembangunan PLTS. Akan tetapi, Syamsuar merekomendasikan lokasi berbeda yang lebih dekat dengan Malaysia maupun Singapura.