Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih akan mencatatkan surplus yang tinggi pada Maret 2022.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus sebesar US$2,89 miliar pada Maret 2022.
“Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia,” katanya, Rabu (13/4/2022).
Faisal memperkirakan, kinerja ekspor pada Maret 2022 akan tetap solid dengan pertumbuhan sebesar 26,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara bulanan, kinerja ekspor Indonesia diproyeksi tumbuh sebesar 13,31 persen (month-to-month/mtm). Kinerja ekspor kata dia sebagian besar didorong oleh lonjakan harga batu bara dan CPO.
Namun demikian, dia memperkirakan ada risiko volume perdagangan global yang lebih rendah karena banyak mitra dagang saat menghadapi tantangan melawan kenaikan inflasi.
Baca Juga
Selain itu, aktivitas manufaktur China melemah karena PMI manufaktur yang turun ke 48,1, terendah sejak Februari 2020 di tengah langkah-langkah untuk menahan penyebaran Covid-19.
Sementara itu, dia memperkirakan impor Indonesia pada Maret 2022 akan tumbuh sebesar 20,90 persen yoy atau 21,98 persen secara bulanan.
“Hal ini terutama disebabkan oleh membaiknya permintaan domestik, manufaktur PMI yang konsisten di zona ekspansi, kenaikan harga minyak, dan faktor musiman permintaan yang lebih tinggi selama persiapan Ramadan dan Lebaran,” kata Faisal.