Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatatkan surplus sebesar US$3,1 miliar pada Februari 2022.
Surplus tersebut meningkat tinggi jika dibandingkan dnegan capaian surplus pada bulan sebelumnya yang mencapai US$930 juta.
Josua mengatakan, peningkatan surplus pada Februari 2022 didorong oleh peningkatan nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor.
“Peningkatan nilai ekspor didasarkan pada peningkatan harga komoditas ekspor Indonesia di pasar global, seperti CPO dan batu bara. Kedua komoditas tersebut tercatat mengalami kenaikan harga hingga lebih dari 10 persen,” katanya kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).
Di samping itu, Josua mengatakan kinerja ekspor jg mengalami peningkatan dari sisi volume, didorong oleh oleh ekspor batu bara yang sempat tertunda pada Januari 2022 karena adanya aturan pelarangan ekspor komoditas tersebut.
Sementara itu, Josua memperkirakan impor pada Februari 2022 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif, di dorong oleh kenaikan impor miga.
Baca Juga
Hal ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia sebesar 11,47 persen pada Februari 2022.
“Di sisi lain, pertumbuhan impor cenderung terbatasi oleh penurunan laju aktivitas manufaktur Indonesia, terefleksi dari PMI Manufaktur yang turun menjadi 51,2 dari sebelumnya 53,7,” jelas Josua.
Dia memperkirakan, impor Indonesia di dalam neraca perdagangan akan tumbuh sebesar 37,32 persen yoy pada Februari 2022.