Bisnis.com, JAKARTA - Tren surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan terus berlanjut, bahkan melonjak tinggi pada Februari 2022.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan mencapai US$3,29 miliar pada Februari 2022, naik signifikan dari US$0,93 miliar pada Januari 2022.
Faisal mengatakan, lonjakan tersebut dipengaruhi oleh pencabutan larangan ekspor batu bara yang sempat diberlakukan pada awal tahun, serta harga komoditas utama dunia yang meningkat akibat eskalasi konflik Rusia dan Ukraina.
Dia memperkirakan, kinerja ekspor akan menguat dengan pertumbuhan sebesar 43,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Faktor pendorong perbaikan tersebut antara lain pencabutan larangan ekspor batu bara dan kenaikan harga komoditas utama dunia khususnya batu bara,” katanya, Senin (14/3/2022).
Di samping itu, membaiknya permintaan dari China seiring dengan kembalinya PMI manufaktur ke zona ekspansi, serta peningkatan Baltic Dry Index turut mendorong perbaikan kinerja ekspor Indonesia.
Baca Juga
Di sisi lain, kinerja impor diperkirakan tumbuh sebesar 39,74 persen yoy, naik dari pertumbuhan 36,77 persen yoy pada Januari 2022.
Pertumbuhan impor yang tetap tinggi menurutnya didorong aktivitas masyarakat yang tidak banyak terdampak oleh meningkatnya penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Kondisi ini pun sejalan dengan PMI manufaktur tetap berada di wilayah ekspansi, serta harga minyak yang dilaporkan melonjak pada Februari 2022.